Mayoritas Anggota Parlemen Inggris Dukung Pengesahan RUU Tembakau dan Vape

By Ardha Franstiya | News | Jumat, 19 April 2024

Vapemagz – Mayoritas anggota parlemen Inggris mendukung rencana pemerintah memberlakukan larangan merokok lewat Rancangan Undang-Undang (RUU) Tembakau dan Vape dengan raihan 316 suara berbanding 67.

RUU tersebut merupakan kebijakan utama dari Perdana Menteri (PM) Inggris Rishi Sunak yang secara efektif menaikkan usia pembelian produk tembakau setiap tahunnya demi melindungi generasi mendatang dari bahaya merokok.

Selain itu, bagian dari komitmen pemerintah untuk menciptakan generasi bebas rokok, serta mencegah lebih dari 470 ribu kasus penyakit jantung, stroke, kanker paru-paru dan penyakit mematikan lainnya.

Artinya, warga yang lahir pada atau setelah tanggal 1 Januari 2009 dilarang menjual, mendistribusikan, atau mengonsumsi produk tembakau.

Melansir Pavilion Health Today, Jumat (19/4/2024), produk rokok bertanggung jawab atas sekitar 80 ribu kematian setiap tahunnya yang dapat dicegah di Inggris. Terlebih merugikan perekonomian sekitar £17 miliar per tahun, jauh lebih besar dari pendapatan per tahunnya yakni £10 miliar.

“Pemungutan suara ini merupakan langkah penting menuju Inggris menjadi pemimpin dunia dalam pengendalian tembakau. Dengan memberikan suara mendukung undang-undang usia penjualan, para anggota parlemen akan menempatkan kita pada sisi yang benar dalam sejarah, dan membantu menciptakan generasi pertama bebas rokok,” ujar Dr Ian Walker selaku Direktur Eksekutif Kebijakan di Cancer Research UK.

“Merokok masih menjadi penyebab utama kanker di Inggris. Sekaranglah waktunya untuk mengambil tindakan, mengakhiri kanker yang disebabkan oleh merokok dan menyelamatkan nyawa,” lanjutnya.

RUU Tembakau dan Vape juga akan membatasi peredaran vape sekali pakai atau disposable pod, dan denda baru sebesar £100 atau sekitar Rp2 jutaan bagi pengecer yang menjual produk vape kepada anak di bawah 18 tahun.

“Sangat menggembirakan melihat RUU Tembakau dan Vape disahkan untuk kedua kalinya di parlemen dan mengambil langkah lain untuk menjadi undang-undang. Dokter melihat konsekuensi buruk dari merokok setiap hari dalam operasi kami. Kami melihat pasien menghadapi penyakit selama bertahun-tahun, kondisi yang dapat dicegah, dan bahkan kematian dini karena merokok,” jelas Ketua Royal College of GPs, Profesor Kamila Hawthorne.

“Kami juga tahu betapa sulitnya berhenti merokok jika sudah menjadi kecanduan. Jauh lebih baik untuk tidak pernah mulai merokok, oleh karena itu kami sangat menyambut baik undang-undang ini yang dapat menciptakan generasi pertama non-perokok,” tambahnya.

“Kami telah membuat langkah besar untuk berhenti merokok dalam satu dekade terakhir, dan manfaat kesehatan dari larangan merokok pada tahun 2007 sudah jelas. Kita sekarang perlu melanjutkan kemajuan yang telah kita capai dan menciptakan generasi yang tidak merokok dan tidak menghadapi konsekuensi kesehatan yang buruk,” tutup Hawthorne.

Comments

Comments are closed.