Tips Menghindari Wick Cepat Putus

By Vapemagz | Reviews | Minggu, 13 September 2020

Pastinya vapers akan merasa kesal apabila kapas atau wick pada atomizer sering putus. Mau tidak mau vapers harus menggantinya dengan yang baru. Wick merupakan media penampung liquid pada atomizer, terutama jenis rebuildable atomizer (RDA). Maka dari itu, apabila wick sudah putus, maka daya tampung liquid pun sudah tidak optimal dan dapat menyebabkan dry hit yang tidak nyaman bagi vapers.

Pertama, pastikan dahulu jenis kapas yang digunakan. Saat ini, sudah banyak sekali jenis kapas untuk wick dengan berbagai macam merek yang beredar. Tidak ada yang jenis atau merek tertentu yang menentukan apakah kapas tersebut merupakan yang terbaik. Semuanya bergantung dengan cara wicking serta kebiasaan penggunaan dari vapers sendiri. Namun satu hal yang pasti, saat wicking pastikan bahwa kapas yang digunakan tidak terlalu padat atau tebal. Wick yang terlalu padat atau tebal menyebabkan aliran liquid ke coil menjadi tidak lancar. Namun perlu diingat bahwa kapas juga tidak boleh terlalu tipis atau terlalu longgar. Bagaimana cara menentukan apakah wicking kita sudah tepat? Semua tergantung juga dengan diameter coil.

Ukuran diameter coil juga sangat berpengaruh pada wick agar tetap awet. Diameter coil yang terlalu kecil akan menyebabkan kapas yang dapat masuk ke dalam coil juga menjadi lebih sedikit dan lebih tipis. Coil merupakan daerah yang paling panas dari atomizer, sehingga apabila wick terlalu tipis, maka daya tampung liquid yang berguna untuk “mendinginkan” coil pun menjadi lebih sedikit dan akan dapat mengakibatkan wick cepat putus. Namun tentu saja bukan hanya diameter coil yang perlu diperhatikan, tetapi juga pemanasan coil.

VAPOU-ROUND

Apabila pemanasan coil tidak merata, maka kemungkinan wick untuk putus pun menjadi sangat tinggi. Pemanasan coil yang benar adalah apabila saat firing, panas coil mulai dari tengah lalu perlahan menyebar ke setiap sudut coil. Jika tidak seperti itu, maka pastikan tinggi kawat yang terpasang pada masing-masing post sudah sama rata. Pastikan juga apabila sudah terdapat burn spot pada coil. Bagi para pengguna atomizer dengan double coil, pastikan juga pembakaran kedua coil bersamaan. Apabila salah satunya menjadi panas lebih dulu, maka pastikan lagi apakah pengaturan coil sudah benar, yaitu dengan kembali memeriksa tinggi kawat pada tiap post sudah sama.

Pengaturan daya (watt) juga menjadi faktor yang cukup penting bagi keawetan wick. Jika pengaturan watt terlalu tinggi, maka coil pun akan menjadi lebih cepat panas dan pastinya akan menyebabkan umur wick menjadi lebih pendek juga. Coil yang terlalu panas dapat menyebabkan wick menjadi lebih cepat kering dan cepat putus. Bagi para cloudchasers, mungkin pengaturan watt tinggi memang diperlukan untuk dapat menghasilkan uap atau cloud yang lebih banyak. Tapi, untuk penggunaan sehari-hari, pengaturan watt tidak perlu terlalu tinggi dengan pengaturan maksimal 40 watt.

Selain pengaturan watt, pengaturan airflow juga sangat penting. Pengaturan airflow yang lebih tertutup dapat mengakibatkan sirkulasi udara pada atomizer menjadi kurang baik sebab udara yang masuk ke dalam atomizer juga sedikit. Hal ini menyebabkan ruangan dalam atomizer menjadi sangat panas sehingga membuat kapas cepat kering. Ada beberapa vapers yang memang menginginkan drawing yang lebih berat, terutama bagi vapers yang baru beralih dari rokok konvensional, namun bukan berarti airflow harus tertutup rapat. Sisakan paling tidak tiga milimeter ruang agar masih terdapat sirkulasi udara dalam atomizer.

UNDERGROUND FORUM

Membicarakan soal drawing, banyak sekali vapers yang gemar menghirup atau menyedot dengan lama dan sangat dalam. Hal ini mungkin dilakukan untuk memproduksi uap yang lebih banyak atau rasa yang lebih dalam dan nikmat. Namun perlu diingat bahwa kebiasaan ini tidak dianjurkan untuk penggunaan sehari-hari karena dapat menyebabkan wick menjadi cepat kering sehingga cepat putus. Jika memang cloudchasing menjadi hobby vapers, memang menjadi beda persoalan.

Penggunaan vape secara terus menerus atau chain vaping juga dapat mengakibatkan wick menjadi cepat putus. Hal ini karena atomizer menjadi panas sehingga liquid yang berada ditengah coil pun menjadi cepat habis dan kapas pun akan menjadi cepat terkikis yang akan mengakibatkan wick cepat putus. Ada baiknya setelah dua puff, vapers istirahat sejenak sembari menikmati secangkir kopi lalu baru lanjutkan lagi. Hal ini agar memberikan waktu bagi atomizer untuk “mendinginkan” diri.

Itulah tadi beberapa tips dan pencegahan agar wick tidak cepat putus. Semua memang kembali kepada cara dan kebiasaan penggunaan setiap vapers. Jika vapers merasa salah satu atau beberapa hal yang telah disebut menjadi penyebab wick sering putus, maka sudah saatnya merubah cara dan kebiasaan vapers saat vaping. Selamat vaping!

Teks: Reiner Rachmat Ntoma Editor: Thomas Rizal

(Vapemagz Indonesia 23 Issue September 2020)

Comments

Comments are closed.