Saingi JUUL dan IQOS, BAT Luncurkan Vape Berteknologi Tinggi di Inggris

By Vapemagz | Reviews | Kamis, 13 Desember 2018

British American Tobacco Plc (BAT) memperkenalkan perangkat vaping yang memberikan nikotin lebih efisien. Hal ini merupakan jurus terbaru BAT dalam pertempuran untuk menarik perokok ke produk tembakau alternatif di tengah peraturan merokok yang lebih ketat.

BAT memulai debut untuk produk terbarunya, Vype iSwitch. Produk ini akan mendapat persaingan dari perusahaan tembakau pesaing BAT, Philip Morris International Inc. (PMI) yang memiliki produk heat not burn (HNB) IQOS, serta JUUL Labs dengan JUUL nya, perusahaan rintisian yang mulai menjual rokok elektrik di Inggris lima bulan yang lalu.

Vype iSwitch merupakan produk temuan riset BAT senilai USD 2,5 miliar guna menemukan inovasi produk yang menyediakan alternatif yang lebih aman bagi perokok. Seperti namanya, BAT berharap iSwitch akan memancing perokok tembakau tradisional untuk mulai “switch” alias beralih ke vaping.

“Masih banyak perokok yang belum menemukan alternatif vaping yang memuaskan. Produk kami, Vype iSwitch, akan menjawab keinginan mereka itu,” kata Elly Criticou, Direktur kategori Vapor BAT. Keberhasilan produk bisa menjadi penting bagi kelanjutan bisnis BAT, mengingat regulator AS sedang mempertimbangkan pembatasan tembakau yang lebih ketat.

Pada pemasaran produknya di London, ISwitch hadir dalam versi standar, yang dijual seharga sekitar GBP 30 pound atau sekitar Rp 550.000. BAT juga meluncurkan versi kelas atas, Maxx, yang dijual seharga GBP 50 atau setara Rp 917.000.

Kedua perangkat ini tersedia di lima toko yang dijalankan BAT di bawah merek VIP di London. BAT juga berencana melakukan penetrasi pasar lebih lanjut pada awal tahun depan. Kartrid pengganti dijual seharga sekitar GBP 9 atau sekitar Rp 165.000 untuk satu pak berisi dua.

Vype/BAT
Vype iSwitch Maxx, memungkinkan para pengguna untuk mengepulkan uap lebih besar daripada perangkat lain.

BAT mengkalim ISwitch memungkinkan para pengguna untuk mengepulkan uap lebih besar daripada perangkat lain. Hal ini disebabkan karena ISwitch menggunakan pisau stainless steel untuk pemanasan, berbeda dengan produk umumnya yang menggunakan kumparan logam untuk menguapkan nikotin cair.

Sekadar informasi, saat ini perusahaan-perusahaan yang termasuk kategori Big Tobacco seperti BAT dan PMI memang mendapat tekanan untuk terus berinovasi mengembangkan pasar rokok elektrik. Menurut laporan tahunan BAT, permintaan global untuk produk tembakau konvensional (rokok) telah menurun 3,5 persen pada tahun 2017.

Sementara itu, menurut laporan dari Euromonitor International, pasar global produk tembakau alternatif seperti HNB dan rokok elektrik terus mengalami peningkatan yang stabil selama lima tahun terakhir. Dikutip dari Bloomberg, pasar produk tembakau alternatif pada tahun 2013 adalah sebesar USD 3,3 miliar, dan tumbuh menjadi USD 23,5 miliar alias 7 kali lipat di tahun 2018.

Penurunan permintaan rokok konvensional dapat didorong lebih lanjut oleh regulator di berbagai dunia yang mulai memperketat peredaran rokok. Di Amerika Serikat misalnya, Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan AS (US Food and Drug Administration atau FDA) telah melarang rokok mentol, yang setidaknya merupakan 20 persen dari pendapatan BAT.

Produk alternatif lain seperti vape dapat membantu meredakan kekhawatiran regulator yang khawatir tentang dampak tembakau pada kesehatan. Sebuah studi 2015 yang diterbitkan oleh Public Health of England (PHE) menemukan bahwa rokok elektrik 95 persen lebih tidak berbahaya dibandingkan rokok konvensional. Namun kekhawatiran tetap ada, mengingat maraknya penggunaan produk ini oleh generasi muda di bawah umur.

(Via Bloomberg)

 

Comments

Comments are closed.