Mengenal Genesis Atomizer, Vape Equipment Yang Sedang Digemari

By Vape Magz | Reviews | Selasa, 16 Agustus 2022

Vape Influencer, Anno Winarno (Sumber foto : Istimewa)

Vapemagz – Genesis Atomizer, vape equipment yang satu ini sebenarnya bukanlah hal baru di dunia vaping. Hanya saja kurang begitu dikenal dikalangan vapers secara umum dikarenakan presentase vapers yang menggunakannya termasuk yang paling kecil, tak terkecuali di Indonesia. Di beberapa negara Eropa seperti di Italia, Prancis, Ukrania dan Rusia, Genesis Atomizer termasuk cukup besar peminatnya.

Jenis atty yang biasa juga disebut dengan RGA (Rebuildable Genesis Atomizers) ini memiliki beberapa faktor yang mempengaruhi, sehingga perkembangan Genesis Atomizer tidak sepesat style vape lain. Berikut ini adalah dua faktor yang mempengaruhi perkembangan Genesis Atomizer, meliputi:

1. Harga Atomizer atau atty-nya yang authentic masih tergolong mahal.

2. Tingkat kesulitan proses coilingnya memang bisa dianggap yang paling sulit sehingga dinilai sebagian besar vapers cukup ribet.

Namun, dibalik faktor tersebut produksi flavor yang dihasilkan Genesis Atomizer memang bisa dibilang lebih berkesan, jika dibandingkan dengan atomizer-atomizer lain pada umumnya. Hanya saja kekurangannya, Genesis Atomizer sedikit lebih selektif pada profil rasa liquid menurut saya secara pribadi.

Contoh mesh coil dalam Genesis Atomizer

Selain itu, Genesis Atomizer lebih maksimal mengeluarkan flavor diliquid yang profil utamanya Tobacco dan Creamy. Terkadang, jika menggunakan liquid yang fresh fruty, flavor yang dikeluarkan biasanya sedikit kurang maksimal.

Ada beberapa orang yang mempersepsikan salah tentang Genesis atty ini. Hal ini dikarenakan kebanyakan mereka menganggapnya sama dengan mesh coil. Padahal, sistem kerja pada genesis ini sangat berbeda.

Jika mesh coil/occ biasanya banyak diaplikasikan pada pod systemyang tetap menggunakan kapas sebagai media penyerap liquid, meshnya tersebut berfungsi sebagai coil pemanas. Sedangkan di Genesis atty, mesh justru berfungsi sebagai penyalur liquid dan dipanaskan oleh coil sehingga diistilahkan mesh wick dan terkadang dipelesetkan oleh vapers di indonesia dengan istilah Black Cotton atau kapas hitam.

Genesis sendiri sebenarnya juga sudah cukup lama dimainkan oleh segolongan vapers di Indonesia. Saya sendiri awalnya belajar tentang genesis sejak tahun 2015. Namun saat itu kelengkapan untuk nge-build masih terbilang cukup sulit didapatkan. Maka dari itu, hal tersebut juga menjadi salah satu alasan kenapa saat itu Genesis tidak terlalu berkembang peminatnya.

Terlebih pada kurun waktu tiga tahun terakhir ini dunia Genesis atty kembali dihidupkan oleh beberapa temanteman vapers yang kemudian sepakat membuat Grup Facebook khusus yang dinamakan “G.T.A Indonesia (Genesis Tank Atomizer Indonesia)”. Berkat teman-teman member, grup tersebut cukup intens memposting di beberapa grup lain sehingga minat untuk belajar dan merasakan experience Genesis atty tumbuh esat pada dua tahun terakhir.

Dengan dilandasi semangat yang sama sehingga saya berinisiatif membuat Channel Youtube “Cloud of AW” sebagai media sharing untuk teman-teman yang tertarik belajar dan mengenal lebih jauh tentang Genesis.

Meskipun dengan kualitas video yang terbilang masih sangat amatiran, di channel tersebut telah ada beberapa video build tutorial serta cara merawat mesh wick, yang mana hal demikian dikarenakan usia build mesh wick ini tergolong awet asal tahu dan paham cara merawatnya.

Menurut pengalaman pribadi, usia ketahanan hasil build mesh wick ini jika menggunakan rope sebagai coilnya bisa bertahan dalam kurun waktu tiga hingga empat bulan lamanya. Namun jika menggunakan round wire, maksimal dua minggu coilnya sebaiknya diganti dikarenakan performanya menurun. Meski begitu, tenang saja vapers masih tetap bisa menggunakan mesh wick yang sebelumnya.

By : Anno Winarno

Comments

Comments are closed.