Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengungkapkan bahwa perokok aktif berpotensi akan mengalami 1,9 kali lipat sakit lebih parah, jika terpapar SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.
Data terakhir menunjukkan bahwa prevalensi merokok di Indonesia masih tinggi, yaitu 33,8 persen atau sekitar 65,7 juta penduduk. Sayangnya usia 10-18 tahun yang mendominasi jumlah kelompok muda di Indonesia.
“Pada situasi pandemi Covid-19, merokok memiliki dampak signifikan. Salah satu studi meta analisis menunjukkan adanya peningkatan keparahan 1,9 kali pada penelitian Covid-19 yang juga merupakan perokok,” kata Dante, dalam acara webinar Peluncuran dan Diskusi Rekomendasi Kebijakan yang dilaksanakan Komnas Pengendalian Tembakau di Jakarta, Senin (26/4).

Dokumentasi VIK Kompas / Garry Andrew Lotulung
Dante Saksono Harbuwono: “Kami berkomitmen melahirkan revisi Perpres Nomor 109/2012 untuk melindungi anak dan remaja dari bahaya rokok, dan menurunkan prevalensi merokok dan juga mendukung intervesi penanganan Covid-19.”
Di Asia, Indonesia masuk peringkat ketiga terbesar jumlah perokok dalam 10 tahun terakhir, setelah India dan China. Peningkatan prevalensi merokok sejalan dengan meningkatkannya berbagai penyakit terkait rokok seperti stroke, diabetes, penyakit jantung dan kanker paru.
“Strategi yang perlu kita lakukan, penguatan regulasi, implementasi kawasan tanpa rokok, pelaksanaan pengendalian penjualan rokok, eliminasi iklan dan promosi, edukasi secara berkelanjutan, dan peningkatan peringatan,” tambah Dante.
(Via Antara News)
Comments