Rencana Brexit atau British Exit yang membuat Inggris keluar dari Uni Eropa, tak menyurutkan niat waralaba toko vape asal Inggris, VPZ untuk ekspansi ke Eropa. Malahan, perusahaan yang awalnya bernama Vaporized ini berniat untuk menawarkan sahamnya secara perdana di bursa efek atau initial public offering (IPO).
Saat ini VPZ berencana terus menggempur pasar rokok elektrik Inggris dengan menargetkan pembukaan satu toko baru per pekan hingga 2021. Targetnya, mereka kelak akan memiliki 300 toko di tahun 2021. Direktur VPZ, Doug Mutter mengatakan bahwa perusahaan berbasis di Edinburgh itu akan masuk pasar internasional, dimulai dari Eropa pada tahun 2020.
VPZ saat ini sedang menjalankan proyek penjualan di Spanyol, guna mengetahui prospek penjualan di negara itu. Mutter mengatakan VPZ juga sedang meninjau beberapa pasar Eropa lainnya, seperti Jerman, Prancis dan wilayah Skandinavia. “Jerman memiliki populasi perokok yang besar dan industri vaping akan berkembang di sana. Kami harus mencoba model bisnis kami di UK, apakah bisa diterapkan pula di sana,” kata Mutter.
Sekadar informasi, pada awal berdiri di tahun 2012, VPZ hanyalah usaha keluarga yang dikelola oleh dua bersaudara Callum dan Connor Henderson. Saat ini perusahaan telah memiliki 120 toko dan mempekerjakan lebih dari 500 karyawan. Dua pendiri VPZ saat ini masih menjadi pemilik tunggal dari saham VPZ. Namun, demi melanggengkan niat mereka ekspansi ke Eropa dan dunia, VPZ siap go public melalui proses IPO dalam dua hingga dua setengah tahun ke depan. Hal ini demi menjaga proses pertumbuhan bisnis mereka.
Sebenarnya ada sekitar 2.500 toko vape di Inggris, tapi VPZ ingin menawarkan hal yang berbeda dengan menyediakan konsep gelap, seperti layaknya tempat salon tato. “Kami menargetkan perokok di usia 20 hingga 80 tahun untuk datang ke toko kami, jadi ini adalah tampilan jalan baru yang segar untuk bisnis yang kami coba capai,” ujar Mutter.
Dengan dukungan penuh dari Public Health of England (PHE) yang menyatakan rokok elektrik 95% lebih aman ketimbang rokok konvensnional, Inggris memang menyediakan pasar sangat progresif untuk vaping. Meski demikian, rencana VPZ untuk menembus pasar dunia tak akan semulus usaha mereka di Inggris.
Pasalnya, tidak semua pasar internasional sama dan tiap negara lainnya memiliki ancaman regulasi yang lebih ketat bagi industri ini. Hong Kong melarang vaping, sementara Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (US Food and Drug Administration atau FDA) baru-baru ini meluncurkan rencana penumpasan penggunaan rokok elektrik di kalangan anak muda.
VPZ mengakui peraturan yang lebih ketat akan menjadi risiko bisnis. Tetapi mereka yakin Pemerintah Inggris tidak akan bertindak gegabah. “Pasar Inggris sudah terlalu jauh bagi mereka untuk membawa langkah-langkah regulasi yang kejam,” kata Mutter. Menurut para pakar, pasar rokok elektrik diperkirakan bernilai lebih dari USD 44 miliar dolar AS secara global dalam lima tahun ke depan.
(Via Evening Express)
Comments