Sebuah penelitan yang diprakarsai oleh Dr Stanton Glantz dari University of California, San Francisco menemukan bahwa vapers yang masih merokok berisiko 4,62 kali lebih besar terkena serangan jantung ketimbang orang yang tidak pernah merokok atau vaping. Angka ini lebih besar ketimbang risiko perokok yang tidak pernah menggunakan vape, yakni 2,72 kali.
Penelitian ini menggunakan jumlah partisipan sebanyak 69.542 orang dewasa. Hasil survei membuktikan 25% vapers merupakan mantan perokok, sementara itu 66% vapers ternyata masih merokok.
“Kebanyakan pengguna rokok elektrik masih mengonsumsi rokok konvensional. Mereka mengira itu bisa mengurangi risiko kesehatan, padahal sebenarnya menggunakan kedua produk secara bersamaan memiliki risiko lebih buruk ketimbang hanya menggunakan salah satunya saja,” ujar Dr Glantz.
Adapun risiko terkena serangan jantung menjadi lebih kecil, yakni hanya 1,7 kali apabila perokok benar-benar berhenti merokok sekaligus tidak menggunakan vape. “Jalan terbaik untuk mengurangi risiko terkena serangan jantung adalah berhenti mengonsumsi produk tembakau, baik rokok ataupun vape,” kata Dr Glantz.
Selain penyakit jantung, para partisipan yang menjadi sampel penelitian juga menunjukkan adanya kemungkinan memiliki kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, serta gejala diabetes. Penelitian ini dilakukan pada periode waktu 2014 hingga 2016.
(Via Dailymail)
Comments