Vape Sebabkan Gangguan Kesehatan Gusi Gigi, Ini Penjelasannya

By Vape Magz | News | Rabu, 7 Desember 2022

Rokok elektrik pada penggunanya terbukti memperlihatkan fungsi pertahanan gusi yang normal terhadap bakteri plak gigi dibandingkan pada perokok konvensional.

Hal itu dibuktikan berdasarkan hasil kajian klinis yang dilakukan oleh akademisi dari dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, Bandung, yakni Amaliya, Agus Susanto, dan Jimmy Gunawan.

Amaliya, menjelaskan penelitian ini melibatkan 15 responden berusia 18-55 tahun yang dibagi ke dalam tiga kelompok dengan distribusi gender tidak merata.

Kelompok pertama adalah perokok dengan masa konsumsi rokok minimal satu tahun. Kelompok kedua adalah pengguna vape yang telah beralih dari rokok dengan masa penggunaan vape minimal satu tahun. Adapun kelompok terakhir adalah non-perokok atau bukan pengguna produk tembakau yang dijadikan sebagai acuan hasil penelitian.

“Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pengguna vape yang telah beralih dari merokok menunjukkan perbaikan kualitas gusi yang dibuktikan dengan fungsi pertahanan gusi yang sama seperti yang dialami non-perokok. Artinya, (setelah beralih) kondisi pertahanan gusinya kembali normal,” kata Amaliya baru-baru ini.

Amaliya melanjutkan peradangan gusi merupakan mekanisme pertahanan dalam merespon plak bakteri yang menempel di permukaan gigi. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan tersebut menunjukan bahwa pertahanan gusi pengguna vape hampir menyerupai kondisi gusi pada bukan perokok dan nikotin juga tidak terbukti sebagai penyebab utama penyempitan pembuluh darah pada gusi.

Nikotin, lanjut Amaliya, selama ini dianggap sebagai penyebab gangguan pertahanan gusi yang ditandai dengan penyempitan pembuluh darah. Namun, penelitian ini menunjukkan bahwa pengguna vape dengan cairan e-liquid yang mengandung nikotin tidak memperlihatkan gangguan pertahanan gusi. 

“Berarti, ada kandungan lain dari rokok, selain nikotin, yang menyebabkan peradangan itu tidak terlihat. Jadi perlu ada penelitian lebih lanjut,” tegas Amaliya.

Dengan temuan ini, Amaliya berharap semakin banyak riset ilmiah dari dalam negeri yang meneliti profil risiko dari vape dan produk tembakau alternatif lainnya secara komprehensif.

“Memang masih sangat terbatas, penelitian produk tembakau alternatif di Indonesia. Saya berharap pemerintah atau institusi yang berwenang mendukung penelitian dan kajian lebih lanjut dari produk alternatif tembakau ini agar menjadi jelas bagaimana profil risiko dan dampak pengunaannya,” ujarnya.

Hasil dari kajian tersebut nantinya pun dapat dijadikan sebagai sumber informasi yang akurat, mengingat masih opini dan informasi keliru terhadap produk tembakau alternatif masih berkembang di publik.

 

Via sindonews.com

Comments

Comments are closed.