Trump Nominasikan Dr. Stephen Hahn Sebagai Komisaris FDA AS

By Vapemagz | News | Selasa, 5 November 2019

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump berencana untuk mencalonkan Dr. Stephen Hahn, kepala eksekutif medis dari Pusat Kanker MD Anderson University di Texas, untuk memimpin Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (Food and Drug Administration atau FDA). Hahn, ahli onkologi radiasi yang telah berada di MD Anderson di Houston sejak 2015, akan menggantikan mantan Komisaris FDA Scott Gottlieb, yang mengundurkan diri dari jabatan awal tahun ini.

Sejak kemunduran Gottlieb, tampuk kekuasaan FDA untuk sementara diisi oleh Ned Sharpless selakuk PLT Komisaris, yang sebelumnya menjadi direktur National Cancer Institute (NCI). Sharpless akan kembali ke perannya di NCI, Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS. Hahn, yang sebelumnya menjadi kepala onkologi radiasi di Fakultas Kedokteran Universitas Philadelphia, akan mengambil alih badan pengatur yang mengawasi produk mulai dari obat kanker kompleks, hingga makanan, kosmetik, dan produk tembakau.

“FDA adalah birokrasi pemerintah yang besar. Ada aspek politik untuk menjalankan FDA tidak seperti yang telah dilakukan Dr. Hahn di pekerjaan sebelumnya,” kata Christopher Mikson, pemimpin firma hukum Mayer Brown.

“Salah satu alasan Administrasi Trump akan membawanya masuk adalah karena dia adalah orang luar. Dia adalah seorang administrator medis akademik dari Texas melalui Philadelphia, bukan orang dalam Washington,” tambah Mikson.

CNN.com
Dr. Stephen Hahn, chief medical executive University of Texas MD Anderson Cancer Center.

Sebelumnya, Gottlieb menjadi salah satu figur yang dihormati oleh para advokat kesehatan masyarakat dan memenangkan dukungan bipartisan atas upayanya untuk mengekang penggunaan rokok elektrik oleh kaum muda, termasuk mempercepat persetujuan untuk obat-obatan generik yang lebih murah.

Rokok elektrik dan produk vaping ke depannya akan menjadi prioritas agenda ketua FDA yang baru. Produk Vaping saat ini tengah mendapat sorotan setelah dikaitkan dengan penyakit paru-paru misterius yang telah membunuh hampir tiga lusin orang di Amerika Serikat dan membuat sekitar 1.900 orang dirawat.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan masih belum menemukan penyebab pasti dari wabah penyakit paru-paru secara nasional, tetapi sebagian besar kasus dikaitkan dengan produk vaping yang mengandung bahan ganja THC.

FDA mengatakan pihaknya berencana untuk mulai menegakkan hukum yang ada dan mengharuskan produk vaping untuk menunjukkan bahwa mereka mengikuti atran perlindungan kesehatan masyarakat, sebelum mereka mendapat izin untuk memasarkan produk dari agensi.

Beberapa negara bagian telah berusaha untuk melarang peredaran produk likuid vape aroma. Sementara rokok elektrik telah dipromosikan sebagai cara untuk membantu orang berhenti merokok, pejabat kesehatan masyarakat mengkhawatirkan keberadaan produk sebagai gerbang baru kecanduan nikotin untuk generasi muda.

(Via Reuters)

Comments

Comments are closed.