Tolak Beli Vape dari Sesama Siswa Sekolah, Anak 13 Tahun Dianiaya

By Vapemagz | News | Rabu, 17 Oktober 2018

Kekerasan di dunia pendidikan kembali terjadi. Kali ini anak kelas delapan berusia 13 tahun yang menjadi korbannya. Ironisnya, Leo Lin, pelajar dari Palos Verdes Intermediate School, California, Amerika Serikat, mendapat perundungan lantaran menolak membeli vape.

Vaping di kalangan pelajar sendiri adalah tindakan yang melanggar hukum. California sendiri telah menetapkan batas usia minimum untuk membeli produk tembakau, termasuk vape, adalah 21 tahun. Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan AS (US Food and Drug Administration atau FDA) juga telah menyatakan epidemi terhadap penggunaan vape oleh anak di bawah umur.

Leo Lin yang saat ini duduk di kelas delapan mengklaim bahwa ia diserang tiga kali di sekolahnya. Menurutnya, dua dari serangan itu terjadi musim semi lalu, tetapi insiden terbaru terjadi minggu lalu. Video yang diperoleh oleh sesama siswa menunjukkan Lin diserang oleh siswa lain.

Keluarga Lin sedang menggugat sekolah dan penyerang atas insiden itu. Pengacaranya mengklaim bahwa Lin sedang berbicara dengan temannya ketika dia didorong ke pagar. Menurut Lin, pihak sekolah mengetahui bahkan mengizinkan kejadian perundungan tersebut.

“Insiden pertama saya diserang oleh siswa lain dan difilmkan di video. Insiden kedua adalah ketika seorang pengawas sekolah meminta siswa lain untuk memukuli saya,” kata Lin kepada KTLA.

KTLA/Dailymail
Leo Lin, 13 tahun, pelajar kelas 8 yang mendapat penganiayaan lantaran menolak membeli vape dari sesama siswa sekolah.

Lin menggambarkan bahwa serangan terakhir dilakukan oleh para anak laki-laki di kamar mandi setelah dia menolak membeli vape dari siswa tersebut. “Seorang anak mendorong saya dari belakang dan kemudian anak lain yang menawarkan saya untuk membeli vape, memegang kepala saya dan menghantamkannya ke wastafel,” ujarnya.

Lin dilarikan ke rumah sakit dan mengaku menderita gegar otak. Dia membutuhkan beberapa jahitan di area kepalanya yang mendapat hantaman. “Aku lupa banyak hal. Aku mendapat mimpi buruk dari hal-hal seperti itu. Itu mengerikan,” kata remaja itu, sambil menambahkan bahwa saat ini dia takut pergi ke sekolah.

Keluarga Lin menyuarakan kekecewaannya kepada pihak sekolah karena tidak mengambil tindakan untuk menghukum para perundung yang menyerang Lin. Sang ayah, Ying Lin, menambahkan bahwa keluarganya sangat terpukul oleh serangan itu. “Istriku menangis dan anakku ketakutan,” katanya.

Pengacara keluarga Lin, Mark Haushalter, telah menggugat beberapa pihak dalam gugatan dan menuntut sekolah karena kurangnya respon. “Kasus ini tentang perundungan dan dianggap sepele. Kami akan menuntut kepala sekolah, distrik sekolah, para guru dan para penyerang yang semestinya bertanggung jawab,” tegasnya.

(Via Dailymail)

Comments

Comments are closed.