Toko Vape Ditutup Setelah Lockdown Diterapkan di Prancis

By Vapemagz | News | Rabu, 18 Maret 2020

Prancis secara resmi memasuki peringatan tahap 3 sehubungan dengan tindakan pencegahan terhadap epidemi coronavirus (COVID-19). Mereka telah melakukan penutupan atau lockdown selama 15 hari dimana masyarakat diminta untuk sebisa mungkin tidak meninggalkan rumah. Pemerintah Prancis telah meminta semua bisnis yang tidak berkaitan dengan kepentingan umum untuk ditutup.

Ini berarti bahwa hanya bisnis makanan, apotek, stasiun layanan, bank dan toko tembakau yang diizinkan untuk dibuka. Sayangnya toko-toko vape tidak termasuk dalam bagian dari daftar bisnis yang diizinkan untuk tetap buka. Pasalnya vape sendiri tidak termasuk dalam kategori tembakau seperti rokok dan cerutu di Prancis. Meski demikian toko-toko vape masih mungkin untuk mengirimkan pesanan baik dengan drop-off atau pengumpulan.

“Untuk pesanan dan pengiriman apa pun, hubungi kami melalui telepon atau email,” tulis salah satu toko vape di Paris melalui Instagram.

AFP
Prancis menerapkan lockdown selama 15 hari untuk mencegah penyebaran coronavirus.

Masih diizinkannya toko-toko tembakau untuk tetap beroperasi menyebabkan banyak toko vape merasa mengalami ketidakadilan. Dalam sebuah artikel yang dipublikasikan melalui L630, Yann Bisiou seorang dosen hukum privat di Universitas Montpellier mengatakan bahwa keputusan dalam dekrit toko-toko mana yang masih diizinkan untuk beroperasi tidak jelas.

“Jika ada ambiguitas dalam rancangan dekrit 14 Maret 2020, toko vape seharusnya tidak terpengaruh oleh larangan dan dapat melanjutkan aktivitas mereka. Kecuali mereka berada di mal yang memang ditutup,” tulisnya.

Presiden Federasi Interprofesional Vape Prancis (FIVAPE) Jean Moiroud mengatakan bahwa ia menghubungi Menteri Kesehatan untuk meminta perluasan izin untuk membuka toko-toko vape. Bersama dengan Aiduce dan Sovape, mereka melakukan segalanya untuk meminta perluasan daftar bisnis yang dapat terus beroperasi.

(Via VapingPost)

Comments

Comments are closed.