Tes Buta: Perokok Tidak Dapat Mendeteksi Merek Rokok

By Bayu Nugroho | News | Minggu, 23 Mei 2021

Ketika mata tertutup, perokok tidak dapat membedakan merek rokok, menurut sebuah penelitian oleh Sharik Association for Health Research dan Universitas Alfaisal di Arab Saudi yang diterbitkan dalam JMIR Formative Research.

Pada 2019, Arab Saudi menerapkan undang-undang yang mewajibkan produsen rokok untuk menjual produk mereka dalam kemasan generik dan tidak bermerek. Setelah tindakan tersebut, perokok mulai mengeluh kepada Saudi Food and Drug Authority (SFDA) tentang persepsi perbedaan kualitas rokok. Keluhan ini berlangsung selama lebih dari 90 hari, dimulai pada pertengahan November 2019 dan berlanjut hingga setidaknya Maret 2020, ketika para peneliti mulai menulis naskahnya.

Perusahaan tembakau membantah mengubah bahan, proses pembuatan, dan kualitas tembakau yang dijual di Arab Saudi. Tak hanya di Arab Saudi, perokok di Inggris dan Australia juga mengeluhkan perbedaan rasa setelah negara mereka menerapkan kemasan tembakau biasa.

Studi sebelumnya tidak menemukan perbedaan rasa yang signifikan, tetapi mereka menyoroti kesulitan mengukur variabel ini, yang dapat mempengaruhi hasil. Kesulitan utama terletak pada metode pengukuran perbedaan antara rokok bermerek dan rokok kemasan biasa tanpa mengenalkan peserta pada merek yang mereka coba selama penelitian.

Untuk studi saat ini, para peneliti melengkapi setiap peserta dengan kacamata realitas virtual disertai dengan perangkat lunak khusus untuk mengubah pandangan. Selain itu, peserta mengenakan sarung tangan medis untuk mengubah sensasi saat menyentuh rokok. Kemudian, partisipan akan mencoba merokok dengan tiga rokok kemasan polos (dua dari merek favorit mereka dan satu dari merek lain sebagai kontrol), lalu dilanjutkan untuk kembali merokok dengan tiga rokok bermerek (dua dari merek favorit dan satu dari merek lain).

Twitter / WHO EMRO
Setelah mengontrol persepsi visual dan sentuhan peserta, tidak ada perbedaan signifikan yang diamati dalam kemampuan mereka untuk mengidentifikasi rokok biasa dengan rokok bermerek.

Eksperimen tersebut meyakinkan para perokok yang berpartisipasi bahwa rasa rokok di Arab Saudi tetap tidak berubah walaupun dalam kemasan biasa. Sebelum percobaan, 16 dari 18 peserta mengira mereka mendeteksi perubahan dibandingkan dengan rokok lama bermerek. Setelah percobaan, semua peserta melaporkan bahwa mereka telah mengubah pendapat mereka dan tidak percaya adanya perbedaan rasa antara rokok kemasan biasa dan rokok bermerek.

Para penulis mencatat bahwa persepsi sensorik dan penelitian sensorik adalah prioritas dalam industri tembakau karena memiliki efek langsung pada masalah komersial. Aspek sensorik berkontribusi terhadap kepuasan perokok dan penerimaan produk tembakau, serta berperan penting dalam mengendalikan perilaku mengisap rokok. Menurut para peneliti, perusahaan tembakau telah memanfaatkan preferensi sensorik yang berbeda di seluruh jenis kelamin, usia dan kelompok etnis dengan menyesuaikan produk untuk populasi tertentu.

(Via National Library of Medicine)

Comments

Comments are closed.