Tembakau Picu Kenaikan Inflasi di Januari 2022

By Vape Magz | News | Kamis, 3 Februari 2022

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Januari 2022 terjadi inflasi sebesar 0,56 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,26. Dari 90 kota IHK, 85 kota mengalami inflasi dan 5 kota mengalami deflasi. Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran. Kelompok itu adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,17 persen.

“Disusul kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,43 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,51 persen. Lalu, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,79 persen. Selanjutnya, kelompok kesehatan sebesar 0,24 persen,” katanya, Jakarta, Kamis (3/2).

Kemudian, kelompok transportasi mengalami kenaikan sebesar 0,02 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,41 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,08 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,36 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,62 persen. Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,13 persen. Tingkat inflasi tahun kalender Januari 2022 sebesar 0,56 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Januari 2022 terhadap Januari 2021) sebesar 2,18 persen. Komponen inti pada Januari 2022 mengalami inflasi sebesar 0,42 persen. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender Januari 2022 sebesar 0,42 persen dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Januari 2022 terhadap Januari 2021) sebesar 1,84 persen.

Inflasi Tahunan Januari 2022 Tertinggi Sejak 2020

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi secara tahunan (year on year/YoY) sebesar 2,18 persen pada Januari 2021. Secara bulanan juga terjadi inflasi 0,56 persen dibanding Desember 2021. Kepala BPS Margo Yuwono mengutarakan, angka inflasi pada Januari 2022 lalu tercatat jadi yang tertinggi sejak masa awal pandemi Covid-19, tepatnya sejak Mei 2020.

“Kalau kita lihat garis panjangnya, inflasi Januari 2022 yang secara year on year sebesar 2,18 persen, ini merupakan angka tertinggi sejak Mei 2020. Dimana saat itu terjadi inflasi sebesar 2,19 persen,” terangnya dalam sesi teleconference, Rabu (2/2).

Menurut kelompok pengeluaran, Margo menyebut kelompok makanan/minuman dan tembakau beri andil terbesar untuk inflasi Januari 2022, dengan andil inflasi sebesar 0,30 atau sebesar 1,17 persen. Kemudian diikuti oleh kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, yang memberikan andil inflasi di Januari sebesar 0,10 persen. Diikuti kelompok pengeluaran perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rumah tangga, dimana berikan andil pada inflasi 0,01 persen.

“Untuk kelompok makanan/minuman dan tembakau, komoditas penyumbang terbesar berasal dari daging ayam ras. Itu berikan andil 0,07 persen. Diikuti ikan segar sebesar 0,06 persen, kemudian beras dengan andil 0,03 persen,” tuturnya.

Pada kelompok pengeluaran kedua yakni perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, andil terbesar berasal dari bahan bakar rumah tangga yang berikan andil inflasi di bulan Januari sebesar 0,06 persen.

“Ini disebabkan kenaikan harga pada LPG non-subsidi,” ujar Margo.

“Kelompok ketiga, pengeluaran perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rumah tangga. Inflasi ini disebabkan karena kenaikan harga sabun deterjen yang cair maupun upah asisten rumah tangga. Keduanya berikan andil inflasi 0,01 persen,” tandasnya.

 

(Via merdeka.com)

 

 

Comments

Comments are closed.