Survei Selandia Baru Menunjukkan Banyak Perokok Beralih Ke Rokok Elektrik

By Bayu Nugroho | News | Rabu, 25 November 2020

Penulis utama studi, Profesor Richard Edwards dari Departemen Kesehatan Masyarakat Universitas, menemukan bahwa penggunaan rokok elektrik paling umum diantara usia 18-24 tahun dan diantara mereka yang baru saja berhenti merokok. Survei tersebut juga menunjukkan, bahwa antara tahun 2016 dan 2018 tingkat kesadaran, serta penggunaan rokok elektrik meningkat di kalangan perokok dan mereka yang baru saja berhenti merokok.

Sebagai bagian dari proyek International Tobacco Control Policy Evaluation (ITC) di Selandia Baru, penelitian ini berhasil mensurvei 1.155 orang antara tahun 2016 dan 2017 dan 1.020 orang pada tahun 2018 (400 di antaranya Māori) yang merokok atau baru saja berhenti merokok. Para peserta direkrut dari perwakilan nasional New Zealand Health Survey dan ditanya tentang perilaku vaping mereka, persepsi rokok elektrik dan alasan penggunaannya.

Survei tahun 2018 menemukan bahwa mayoritas perokok yang disurvei (98 persen) mengetahui keberadaan rokok elektrik. Sebanyak 77 persen responden melaporkan pernah mencoba vaping, sementara 22 persen mengatakan mereka saat ini menggunakan rokok elektrik setidaknya setiap bulan dan 11 persen setiap hari. Profesor Edwards menunjukkan bahwa pola penggunaan pada umumnya serupa antara peserta Māori dan non-Māori.

kut.org
Penggunaan rokok elektrik lebih umum di kalangan usia 18-24 tahun.

Penggunaan harian terbesar diantara perokok yang berhenti baru-baru ini yaitu 23 persen, sementara 8 persen pengguna harian adalah perokok aktif. Sebanyak 78 persen menggunakan rokok elektrik untuk berhenti merokok dan 81 persen untuk berhenti merokok. Berkenaan dengan usia, 19 persen pengguna berusia 18-24 tahun, sementara 10 persen berasal dari kelompok usia yang lebih tua, hal ini tidak mengherankan mengingat anak muda lebih paham teknologi.

Profesor Edwards mengatakan bahwa melihat penggunaan rokok elektrik paling umum di antara orang yang baru berhenti merokok dan mereka yang ingin berhenti merokok. “Ini menunjukkan bahwa rokok elektrik berkontribusi dalam mengurangi prevalensi merokok dan mencapai tujuan Aotearoa menjadi bebas asap rokok pada tahun 2025,” kata Profesor Edwards.

(Via Mirage News)

Comments

Comments are closed.