Sudah Dibatasi Penggunaannya, Duterte Juga Kenakan Tarif Pajak yang Tinggi untuk Vape

By Vapemagz | News | Senin, 9 Maret 2020

Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah melarang penggunaan vape atau vaping di tempat-tempat umum. Kini vaping di Filipina hanya boleh dilakukan di tempat-tempat yang telah ditentukan dan justru berada dalam satu tempat dengan perokok. Tak hanya terbatas penggunaannya produk yang beredar pun masih dikenakan tarif pajak yang tinggi.

Joey Dulay, Presiden Asosiasi Industri Rokok Elektrik Filipina (Philippine E-cigarette Industry Association atau PECIA) mengatakan kebijakan yang ditetapkan Duterte pada akhir bulan lalu ini justru bertentangan dengan kampanye anti rokok yang dicanangkan pemerintah. Menurut Dulay rokok elektrik sendiri berbeda dengan rokok konvensional dan menurut beberapa penelitian dianggap sebagai produk pengganti yang lebih aman ketimbang rokok.

“Kebijakan ini menyalahi tujuan utama dari vaping. Dengan menempatkan perokok dan vapers pada satu area yang ditentukan justru menempatkan orang yang mencoba untuk berhenti merokok bersama dengan perokok,” kata Dulay.

Ketentuan yang tercantum dalam Perintah Eksekutif 106 terbaru Duterte tak hanya melarang vaping di ruang publik tertutup. Pembuatan ilegal rokok elektrik dan likuid juga dilarang. Menurut Dulay, Pemerintah Filipina di bawah Duterte sejauh ini memiliki pendekatan terberat melawan vaping di Asia Tenggara.

AFP
Larangan vaping mengancam pertumbuhan bisnis rokok elektrik di Filipina.

“Seharusnya ada larangan terhadap penggunaan di ruang publik tetapi tidak harus total. Kami ingin restoran dan bar memiliki hak prerogatif untuk melarang atau tidak melarang vaping di tempat mereka,” ucap Dulay.

Bulan lalu Duterte juga menandatangani Undang-Undang Republik 11467 yang menaikkan retribusi produk vape. Undang-undang itu menaikkan pajak menjadi P37 per militer sejalan dengan kenaikan pajak yang dialami rokok konvensional.

“Meskipun kami tidak setuju dengan sebagian besar ketentuan hukum dan bagaimana hal itu dilakukan, kami akan mengikutinya. Tetapi kami juga ingin memahami dari mana ketentuan hukum itu berasal,” kata Dulay.

Pasalnya anggota PECIA 95 persen diantaranya adalah para produsen lokal. Mereka sedang bersiap untuk skenario terburuk begitu RA 11467 diberlakukan dalam waktu dekat. Larangan vaping baru ini juga disebut mengancam pertumbuhan bisnis rokok elektrik di Filipina.

“Kami belum menaikkan harga, tetapi saat ini, kami sudah menerapkan aturan yang membatasi penjualan kepada orang yang berusia setidaknya 21 tahun. Produsen juga berhenti memproduksi likuid rasa lainnya dan menyelesaikan persediaan mereka pada Desember tahun lalu,” kata Dulay.

(Via Philstar)

Comments

Comments are closed.