Studi Ungkapkan Produk Vape Bisa Menekan Konsumsi Rokok Remaja

By Bayu Nugroho | News | Jumat, 21 Mei 2021

Sebuah studi baru menyimpulkan bahwa remaja yang menggunakan vape kemungkinan besar akan menjadi perokok tembakau, jika produk vape tidak ada. Diterbitkan di Nicotine & Tobacco Research, para peneliti menemukan bahwa “vaping sebagian besar terkonsentrasi di antara remaja non-perokok yang kemungkinan besar telah merokok sebelum diperkenalkannya vape, dan pengenalan vape bertepatan dengan percepatan penurunan tingkat perokok remaja.”

Dr. Natasha Sokol, seorang rekan di Center for Alcohol and Addiction Studies Universitas Brown, dan Dr. Justin Feldman, seorang rekan di François-Xavier Bagnoud Center for Health and Human Rights Universitas Harvard, ingin menemukan apakah ada kebenaran yang disebut teori Gateway. Dimana dalam teori tersebut diklaim bahwa vaping di kalangan remaja akan mengantar mereka jadi perokok tembakau.

Namun, berbeda dengan klaim teori tersebut, hasil yang mereka temukan bahwa produk vape dapat menjadi alat penting untuk pengurangan dampak buruk di tingkat populasi, bahkan dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap kaum remaja.

Irish Cancer Society
Para peneliti menyimpulkan bahwa remaja yang menggunakan vape pada umumnya adalah mereka yang akan merokok, jika produk vape tidak tersedia.

Sokol dan Feldman menjalankan analisis regresi pada siswa kelas 12 dengan data yang diambil dari laporan “Monitoring the Future”, sebuah survei yang dilakukan oleh National Institute on Drug Abuse (NIDA) yang mengukur berbagai bentuk penggunaan narkoba oleh remaja.

Pemodelan peneliti memeriksa variabel mulai usia, ras, wilayah geografis tempat tinggal, nilai rata-rata, konsumsi alkohol dan pencapaian pendidikan orang tua. Tujuan akhirnya adalah untuk menentukan apakah remaja yang menggunakan produk vaping antara tahun 2014 hingga 2018 akan menjadi perokok.

“Model kami memperkirakan prevalensi merokok dengan cukup akurat sebelum ketersediaan produk vape. Tapi begitu produk vape tersedia secara luas, prevalensi merokok semakin dibesar-besarkan. Padahal kenyataannya remaja justru memiliki kecenderungan rendah untuk merokok kembali setelah produk vape tersedia,” kata Sokol kepada Filter.

(Via National Library of Medicine)

Comments

Comments are closed.