Sebuah studi yang dipimpin oleh University of California, Los Angeles (UCLA) telah menemukan bahwa wanita yang melakukan vaping selama kehamilan, 33 persen lebih mungkin melahirkan bayi dengan berat badan rendah.
“Bayi akan lahir dengan berat badan kurang dari 2,75 kg, beberapa kasus memerlukan perawatan medis khusus dan berisiko lebih besar mengalami komplikasi serta masalah kesehatan jangka panjang,” kata Annette Regan, penulis studi dan asisten profesor epidemiologi di UCLA Fielding School of Public Health.
Temuan dari penelitian tersebut melibatkan juga peneliti dari University of San Francisco, Texas A&M University dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), dipublikasikan secara online di jurnal Obstetrics & Gynecology.
Para peneliti menganalisis data sekitar 80.000 ibu hamil dari Pregnancy Risk Assessment Monitoring System (PRAMS) mulai tahun 2016 – 2018. Sebuah proyek yang dikoordinasikan CDC untuk mengumpulkan informasi secara nasional tentang pengalaman sebelum, selama, dan setelah kehamilan.
“Meskipun hanya sebagian kecil orang yang melakukan vaping, kami terkejut dengan banyaknya ibu hamil yang melakukan vaping dan merokok semasa kehamilan,” tambah Regan.
Comments