Studi Menunjukan Tidak Benar Vape Menjadi Gerbang Untuk Orang Merokok

By Vape Magz | News | Jumat, 16 September 2022

Berbagai studi ilmiah internasional yang dirangkum tidak menemukan bukti bahwa vapers dan pengguna produk tembakau yang dipanaskan berubah menjadi perokok. Hal ini tentunya bertentangan dengan teori “gerbang untuk merokok” yang digaungkan oleh kelompok anti-vaping.

Sebuah penelitian tahun 2017 menunjukkan bahwa penggunaan rokok elektrik disertai dengan penurunan tingkat merokok di beberapa negara. Adapun studi yang dilakukan oleh Shu-Hong Zhu dan peneliti lainnya mengatakan tidak mungkin untuk membuktikan bahwa perubahan populasi merokok dapat dikaitkan dengan satu intervensi. “Namun, perlu dicatat bahwa tingkat penurunan merokok di AS dan Inggris telah meningkat selama periode vaping meluas dan tingkat berhenti merokok telah meningkat di seluruh populasi. Perubahan ini tampaknya tidak dapat dijelaskan oleh faktor lain seperti kenaikan pajak dan kampanye pemasaran kesehatan masyarakat,” dalam isi studi tersebut.

Hasil penelitian itu relevan dengan negara Filipina yang memberlakukan Republic Act No. 11900 atau Vaporized Nicotine and Non-Nicotine Products Regulation Act sebagai undang-undang untuk mengatur impor, manufaktur, penjualan, pengemasan, distribusi, penggunaan, dan komunikasi produk vaping seperti rokok elektrik dan HTP. Adapun Public Health England, mengatakan “hasil survei terbaru di Inggris tidak mendukung gagasan bahwa vaping (atau penggunaan rokok elektrik) adalah pintu gerbang untuk merokok.”

Action on Smoking and Health-United Kingdom (ASH UK), sebuah organisasi anti-merokok juga mengutip hasil lima survei terhadap anak-anak berusia 11 hingga 16 tahun di Inggris antara tahun 2015 dan 2017 yang menunjukkan bahwa kebanyakan anak muda yang bereksperimen dengan rokok elektrik melakukannya tidak menjadi pengguna biasa.

“Secara keseluruhan, tidak ada bukti bahwa rokok elektrik meningkatkan prevalensi merokok pada kelompok usia ini. Faktanya, prevalensi merokok di kalangan anak muda telah menurun sejak rokok elektrik masuk ke pasar,” menurut ASH UK.

Analisis rangkaian waktu yang dilakukan oleh para peneliti yang dipimpin oleh Emma Beard antara 2007 dan 2018 di Inggris menunjukkan bahwa peningkatan prevalensi penggunaan rokok elektrik Inggris di antara seluruh sampel tampaknya tidak berkaitan dengan peningkatan konsumsi rokok di kalangan orang dewasa muda berusia 16 hingga 24 tahun.

Kemudian sebuah studi tahun 2022 oleh para peneliti University of Bristol yang dipimpin oleh Lionw Shahab mengatakan “Berdasarkan keseimbangan bukti saat ini, menggunakan data triangulasi dari perbandingan lintas-kontekstual tingkat populasi baru-baru ini, analisis dan pemodelan genetik tingkat individu, kami percaya, bagaimanapun, bahwa klaim kausal tentang efek gerbang yang kuat dari rokok elektrik ke merokok tidak mungkin berlaku, sementara masih terlalu dini untuk menghalangi efek lain yang lebih kecil atau berlawanan.”

 

Via manilastandard.net

Comments

Comments are closed.