Studi: Melihat Efek Jangka Panjang Vaping Pada Anak Di Bawah Umur

By Bayu Nugroho | News | Rabu, 20 Januari 2021

Direktur Asosiasi Penelitian Departemen Anestesiologi di The Saban Research Institute Los Angeles, Dr.Robinder Khemani, MD, MSci, baru-baru ini menerima dana hibah sebesar USD 500.000 (Rp 7 miliar). Dana hibah tersebut di dapat dari National Heart, Lung and Blood Institute (NHLBI) yang akan digunakan untuk mempelajari efek vaping dan paparan uapnya pada anak-anak dan remaja.

Khemani dan timnya melakukan penelitian dengan pemahaman penyakit paru-paru yang disebabkan rokok elektrik atau E-cigarette or Vaping Product Use Associated Lung Injury (EVALI). Sayangnya, para peneliti sebelumnya mengabaikan fakta dari CDC, bahwa penyebab EVALI sebenarnya adalah hasil dari konsumsi produk THC terlarang, bukan likuid nikotin.

Live Science
Paru-paru peserta diuji dalam ventilator untuk melihat adanya gangguan sindrom pernafasan.

Sebuah artikel di News-Medical menjelaskan bahwa studi ini merupakan melanjutkan studi sebelumnya. Dr. Khemani yang didanai NHLBI merupakan lanjutan uji klinis Fase II REDvent (Real-time Effort Driven VENTilator), dimana peneliti menggunakan sebuah ventilator khusus. Lewat pendekatan baru berbasis komputer ini, peneliti mencoba mempertahankan kekuatan otot pernapasan dan mengurangi waktu pengujian pasien di dalam ventilator.

Sekitar 90 persen peserta yang mengikuti uji klinis diantara usia 1 bulan hingga 18 tahun, telah menderita Sindrom Gangguan Pernafasan Akut Pediatrik atau Pediatric Acute Respiratory Distress Syndrome (PARDS). Penyakit tersebut berkembang pesat yang menyebabkan cairan bocor ke paru-paru, sehingga sulit bernapas.

(Via News-Medical)

Comments

Comments are closed.