Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Dr. Michael Kariuki, menyoroti bahwa dua pertiga perokok di negara Kenya akan berhenti jika mereka memiliki akses ke produk alternatif nikotin yang lebih aman. Namun, sayangnya di tahun lalu kantong nikotin dilarang secara lokal. Seperti yang kita ketahui, Forum Pengurangan Bahaya Tembakau Afrika yang diselenggarakan oleh para ahli pengurangan bahaya tembakau Campaign for Safer Alternatives (CASA), di mana hal tersebut menjadi batu sandungan dalam perjalanan berhenti merokok ribuan orang di Kenya.
Dr Michael Kariuki mengatakan ketertarikannya pada bidang pengurangan dampak buruk tembakau atau penghentian merokok karena sebagai seorang praktisi medis selama lebih dari 15 tahun, ia telah menyaksikan secara langsung perjuangan berhenti merokok.
“Produk adiktif dalam rokok adalah nikotin, namun yang membunuh manusia adalah produk karsinogenik lainnya yang secara medis disebut sebagai karsinogen manusia golongan 1,” jelas Kariuki dikutip dari vapingpost.com
Sementara itu, Ketua CASA, Joseph Magero, mengatakan Kenya tertinggal dari negara-negara lain di dunia dalam pendiriannya tentang pengurangan dampak buruk tembakau (tobacco harm reduction). Pemerintah Kenya menurutnya, menghalangi aksi pelarian dari penyakit terkait tembakau dan kematian bagi 30.000 perokok per tahun, tanpa kemungkinan untuk mendapatkan penangguhan hukuman.
“Kebijakan pengendalian tembakau ‘berhenti atau mati’ yang sedang berlangsung di Kenya mengabaikan kenyataan bahwa terlalu banyak perokok merasa tidak mungkin untuk berhenti, bahkan ketika mereka menginginkannya. Reduced harm products seperti rokok elektrik dan kantong nikotin oral memberi mereka alternatif yang jauh lebih aman, rute yang jauh dari rokok, dan peluang masa depan bebas asap rokok yang lebih baik.” Ucap Magero.
Via vapingpost.com
Comments