Hasil penelitian Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (PKJS UI) mengungkapkan bahwa 61,2 persen warung rokok berada ≤100 meter dari area sekolah di wilayah DKI Jakarta.
“Apabila dibandingkan dengan luas wilayah per km persegi, secara rata-rata terdapat ±15 warung rokok eceran setiap satu km persegi di DKI Jakarta,” kata Ketua Peneliti Risky Kusuma Hartono dalam siaran pers PKJS UI di Jakarta, Rabu (16/6).
Belum adanya regulasi dari pemerintah menyebabkan maraknya warung rokok, kurang lebih ada delapan warung rokok eceran yang berada di sekitar sekolah di wilayah DKI Jakarta. Bisa dikatakan jumlah warung rokok dengan jumlah penduduk di DKI Jakarta kurang lebih satu banding 1.000.

Flickr / Rokok Indonesia
Hasil studi juga menunjukkan bahwa 80,7 persen warung memiliki media promosi rokok berupa spanduk. Selain itu, pemilik warung juga memperbolehkan menjual rokok secara eceran kepada anak-anak dengan harga kurang lebih Rp 1.500 per batang.
Menurut PKJS UI, Kementerian Kesehatan perlu mendukung opsi pelarangan penjualan rokok batangan dan kebijakan area penjualan rokok pada revisi Peraturan Pemerintah Nomor 109/2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan.
(Via Antara News)
Comments