Vapemagz – Departemen Kesehatan (DOH) dan organisasi medis serta aliansi konsumen dan pengecer vape mendesak Presiden Filipina Rodrigo Duterte untuk menandatangani Rancangan Undang-undang (RUU) yang disetujui Kongres legislatif soal penggunaan dan penjualan rokok elektrik. Hal ini bertentangan dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang justru menolak adanya RUU tersebut.
Dalam konferensi pers, presiden Vapers Alliance, Fernando Rodrigo Jr. beserta anggota dewan mendorong diberlakukannya RUU Senat 2239 atau Undang-Undang Peraturan Produk Nikotin Menguap dan rokok elektrik. Dia meyaknini, adanya RUU tersebut secara langsung akan menguntungkan bagi negara, sebab menghasilkan miliaran pajak untuk pemerintah lewat penjualan produk tersebut.
“Kami tidak akan membiarkan anak-anak kami menggunakan vape, tetapi kami akan membantu mereka membuat pilihan begitu mereka mencapai usia dewasa. Setelah disahkan, ketentuan RUU ini akan melarang penjualan produk vape kepada anak di bawah umur dan menghukum pelanggar dengan hukuman penjara atau denda,” ujar Fernando seperti dikutip dari Philstar, Jumat (6/5/2022).
Pasalnya, RUU SB 2239 di Dewan Perwakilan Rakyat telah disetujui oleh kedua majelis dan yang ketentuannya saling bertentangan. Namun hal itu telah diputuskan dalam komite konferensi bikameral. DOH dan kelompok medis terbesar di negara itu telah mendesak Presiden untuk memveto RUU tersebut.
Dalam isinya, Undang-Undang 11467 (pajak cukai atas produk) memungkinkan orang berusia 18 tahun untuk merokok (dan bahkan mengemudi) tetapi “Tidak dapat memiliki akses ke produk vape sampai mereka berusia 21 tahun.”
“Kami percaya bahwa regulasi industri harus adil untuk semua pihak. Kami berusaha untuk menyelamatkan 16 juta perokok dengan menawarkan alternatif yang terbukti 95 persen kurang berbahaya daripada rokok tradisional,” papar Fernando.
Lagipula, Fernando mengutip kasus dari negara Inggris yang telah secara terbuka mendukung vape lewat dukungan dari rumah sakit untuk menawarkan kepada perokok untuk beralih ke vape lewat program “opsi penghentian merokok.”
“Tidak ada korelasi langsung antara vape dan dugaan kecanduan anak-anak,” tegasnya.
Senada dengan Fernando, advokat vaping Dominic, Bayon membela penggunaan vape sebagai “opsi penghentian merokok” . Alasannya, ia mengklaim bahwa penggunaan vape sama sekali tidak membuat ketagihan penggunanya karena “tidak ada bukti medis” bahwa terdapat “zat ilegal” di dalam kandungan liquid-nya.
“Bahkan, di negara lain alternatif ini direkomendasikan oleh rumah sakit. Kami adalah bukti nyata bahwa ini aman. Secara pribadi, kami tidak mendukung apa yang mereka (kritikus) katakan,” katanya.
Comments