Di kala beberapa negara di Asia Tenggara mulai melegalkan rokok elektrik atau vape, hal tersebut tetap tak berlaku di Thailand. Satu-satunya aturan terkait vape yang berlaku di Negeri Gajah Putih itu adalah larangan total. Artinya, segala bentuk penggunaan, perdagangan, serta kepemilikan vape dinyatakan ilegal di Thailand.
Padahal, di beberapa negara vape telah menjadi pilihan bagi sebagian orang sebagai penganti rokok. Di sejumlah kota besar di Indonesia, penggunaan vape telah begitu menjamur dan digemari masyarakat, terutama kaum muda.
Kondisi ini tidak berlaku di Thailand. Menurut hukum setempat, vape tak berbeda dengan barang ilegal lainnya seperti narkoba sekalipun. Orang yang kedapatan menggunakan vape dapat dijebloskan ke penjara, dengan ancaman hukuman yang tidak main-main, hingga 10 tahun penjara.
Sejak 2014, Pemerintah Thailand lewat produk undang-undang melarang adanya aktivitas impor maupun ekspor perangkat vape tersebut. Alhasil, kepemilikan perangkat vape dan menghisap vape pun dilarang di negara tersebut. Untuk itu, Kementerian Luar Negeri Thailand telah memperingatkan para turis yang ingin berlibur ke Thailand agar tidak membawa vape.
”Perangkat tersebut kemungkinan besar akan disita dan jika terbukti bersalah, anda bisa didenda atau dipenjara sampai 10 tahun. Penjualan atau penyediaan rokok elektrik atau vape dan perangkat serupa juga dilarang. Jika melanggar, Anda harus membayar denda yang sangat berat atau penjara selama lima hingga sepuluh tahun,” tulis pernyataan resmi Kantor Kementerian Luar Negeri Thailand.

Getty Images/Shutterstock
Vaping masih ilegal di Thailand.
Sebelumnya, pada pertengahan tahun ini, dalam survei yang dilakukan pada Global Forum on Nicotine di Warsawa, Polandia, Thailand terpilih sebagai negara terburuk untuk pengguna rokok elektrik alias vapers. Survei yang diikuti oleh 36 organisasi nasional dari 33 negara ini juga menempatkan Australia dan India di belakang Thailand sebagai negara yang tidak bersahabat bagi para vapers.
“Thailand memiliki pendekatan drakonian kepada para turis dan penduduk lokal dimana mereka biasa ditangkap lantaran memiliki vape. Polisi bahkan sering menggeledah kendaraan untuk menemukan rokok elektrik demi mendapat denda ekstra. Ini sangat buruk bagi para perokok Thailand yang ingin berhenti merokok, bahkan pada para turis dan pebisnis yang datang ke Thailand dan ingin vaping,” ujar Asa Ace Saligupta, perwakilan konsumen dari Thailand.
Sementara itu, di posisi terbaik, hasil survei menempatkan Inggris, Jerman dan Prancis sebagai negara terbaik bagi para vapers. Ya, di tiga negara ini, vape memang disambut dengan tangan terbuka sebagai salah satu alternatif teraman pengganti rokok konvensional. Public Health of England bahkan menyebut vape 95 persen lebih aman ketimbang rokok.
“Pemerintahan Britania Raya menjadi negara paling dikenal tekait perubahan sikap terhadap vape. Empat tahun lalu, mereka mencoba melarang penjualan rokok elektrik di pasar. Saat ini, Britania Raya memiliki tiga juta vapers dan memiliki percepatan dalam hal penurunan jumlah perokok di Inggris,” ujar Prof. Gerry Stimson dari UK charity New Nicotine Alliance.
(Via Manilla Standard)
Comments