Badan Pengawas Obat-Obatan dan Produk Kesehatan Inggris (Medicines and Healthcare products Regulatory Agency atau MHRA) mengatakan telah menerima dua laporan kematian terkait penggunan rokok elektrik atau vaping terkait penyakit paru-paru (EVALI).
Regulator menambahkan bahwa mereka juga menerima 20 laporan yang menggambarkan 27 gejala penyakit pernapasan serius yang terkait penggunaan rokok elektrik, termasuk pneumonia dan infeksi saluran pernapasan.
Tidak jelas kematian mana yang dimaksud oleh regulator. Sebelumnya Terry Miller (57 tahun) dianggap sebagai orang Inggris pertama yang meninggal karena penggunaan rokok elektronik. Dia meninggal pada 2010 setelah menderita pneumonia lipoid.
MHRA sendiri mengatakan mereka masih akan melakukan investigasi terkait masalah ini. MHRA mengatakan kasus-kasus tersebut dianggap “mungkin” terkait dengan penggunaan atau vaping e-rokok jika pasien telah menggunakan rokok elektrik rokok dalam 30 hari sebelumnya.
Terkait kasus ini, Public Heatlh England (PHE) mengatakan kematian itu menjadi masalah yang memprihatinkan. Meski demikian, PHE yang sebelumnya menyatakan bahwa vape 95 persen lebih aman ketimbang rokok konvensional mengatakan tidak ingin gegabah menarik kesimpulan.

AP
Saat ini diperkirakan 3,6 juta orang menggunakan rokok elektrik di Inggris.
“Kedua kematian ini memprihatinkan dan kami menunggu hasil penyelidikan MHRA. Kami juga telah bekerja dengan MHRA untuk memastikan bahwa setiap kasus penyakit pernapasan yang terkait dengan rokok elektrik diidentifikasi dan dilaporkan dengan benar,” kata Profesor John Newton, Direktur Peningkatan Kesehatan di PHE.
“Wabah (EVALI) di AS sangat terkait dengan penggunaan likuid ilegal yang mengandung Vitamin E asetat. Namun kami belum melihat wabah serupa di Inggris,” tambah Newton.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan awal bulan ini bahwa rokok tembakau dan rokok elektrik sama-sama menimbulkan risiko bagi kesehatan dan pendekatan teraman adalah tidak menggunakan keduanya. Di Amerika Serikat,
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) telah melaporkan lebih dari 2.600 kasus terkait EVALI.
CDC sendiri telah mengidentifikasi Vitamin E asetat yang terdapat dalam produk THC ilegal sebagai bahan kimia yang menyebabkan EVALI. Vitamin E asetat sendiri tidak diizinkan sebagai bahan dalam rokok elektronik atau likuid elektronik di Inggris.
(Via Daily Mail)
Comments