Soal Kematian Terkait Vaping, APVI Harap Pemberitaan Lebih Objektif

By Vapemagz | News | Kamis, 3 Oktober 2019

Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) meminta para pihak lebih objektif terhadap pemberitaan terkait rokok elektrik. Hal ini terkait maraknya pemberitaan yang mengaitkan penggunaan vape dengan rentetan penyakit paru-paru dan kematian di Amerika Serikat (AS).

Padahal, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (US Centers for Disease Control and Prevention atau CDC) sudah mengemukakan hasil penyelidikan awal bahwa kasus kematian dan penyakit terkait vaping lantaran penggunaan produk mengandung bahan ganja tetrahydrocannabinol (THC).

“Itu sudah dijelaskan di media-media di AS. Sudah jelas penggunaannya yang mengandung liquid ganja. Itu yang jadi masalahnya dan tidak banyak diungkap media-media di Indonesia,” kata Ketua APVI, Aryo Andrianto.

Reiner Rachmat/VapeMagz Indonesia
Ketua Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI), Aryo Andrianto.

APVI menegaskan bahwa penggunaan likuid ganja cair seperti THC memang berpotensi memberikan implikasi penyakit. Apalagi beberapa produk yang digunakan berasal dari pasar gelap atau ilegal.

“Sementara di Indonesia likuid yang mengandung ganja memang dilarang. Untuk itu pastikan membeli produk yang legal, yang sudah dilekati pita cukai,” kata Aryo. Dirinya pun berharap agar pemberitaan nasional lebih objektif terhadap vape, dan mulai melihat vape sebagai salah satu alternatif solusi untuk berhenti merokok.

“Ini kan sebenarnya cuma alat saja. Sama halnya dengan botol air mineral. Botol air mineral bisa disalahgunakan jadi alat bantu untuk menghisap narkoba,” kata Aryo.

Sebelumnya, pada Jumat (28/9/2019) CDC mengumumkan hasil penyelidikan awal terhadap sekitar 800 penyakit dan 13 kematian akibat penggunaan vape. Dikutip dari situs resmi www.cdc.org, para investigator di Illinois dan Wisconsin telah menemukan beberapa petunjuk.

Inverse.com
Dank Vapes, salah satu merek produk vape mengandung THC.

Dari wawancara terperinci dengan 86 pasien yang sebagian besar laki-laki muda, 66 persen di antaranya mengatakan mereka telah menggunakan produk THC berlabel Dank Vapes. THC adalah bahan psikoaktif dalam ganja.

“Dank Vapes sepertinya merek paling menonjol namun sebagian besar yang digunakan ialah palsu. Dengan kemasan umum yang mudah tersedia secara online dan yang digunakan oleh distributor untuk memasarkan kartrid yang mengandung THC,” laporan para penyelidik seperti diumumkan oleh CDC.

“Produk berbasis THC paling sering diperoleh dari sumber-sumber informal seperti dari teman atau dari dealer,” kata Jennifer Layden dari Departemen Kesehatan Masyarakat Illinois. Para penyelidik lebih fokus pada dampak THC terkait dengan penyakit yang ditimbulkannya. CDC merekomendasikan untuk tidak menggunakan vaping yang mengandung THC.

(Via Gatra)

Comments

Comments are closed.