Produsen vape Indonesia, PT NCIG Indonesia Mandiri mengumumkan bahwa perusahaan tengah bersiap-siap untuk membangun pabrik likuid vape di tahun ini. Perusahaan gabungan produsen vape asal Malaysia, Nasty Worldwide Sdn. Bhd. dan produsen lokal Indonesia, HEX itu juga tengah memperkenalkan produk vape jenis POD pertamanya.
CEO NCIG Internasional, Shariffuddin Bujang mengatakan investasi ini akan terus dilakukan secara berkelanjutan, demi menjangkau seluruh konsumen vape yang saat ini sedang tren berkembang. NCIG akan berkolaborasi dengan beberapa pihak, selain Malaysia dan Indonesia, manajemen juga bakal menggandeng pihak dari China.
“Kita akan jangkarkan kilang pertama NSIG di Indonesia. Investasi pertama USD 10 juta. Jadi kami akan ada dua fase, di mana setelah membuat lini produksi di fase pertama selanjutnya kami berencana mengekspor,” ujar Shariffuddin dalam acara Peluncuran Rokok Elektrik Bernama ‘NCIG’ oleh Nasty dan Hex’, di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (22/3/2019).
Rencananya, pada fase pertama NCIG akan menggelontorkan dana senilai USD 10 juta guna membangun pabrik di Bandung, Jawa Barat. Nantinya kapasitas produksi pabrik ini bisa memproduksi POD (closed system vape device dengan isian liquid) sebanyak 1 juta device per bulan.
Adapun untuk fase kedua yakni ekspor, NCIG menargetkan ekspor ke sejumlah negara Asia yang saat ini pasarnya sedang berkembang. Sharrifuddin mengatakan rencana ekspor ini bisa direalisasikan pada tahun 2020 mendatang. “Kalau siap akan fokus untuk lokal dan ekspor. Kami bergabung gabung 3 negara, Malaysia, Indonesia, dan Cina untuk masuk ke Asia,” kata Shariffuddin.

Hermann/Arnaz Sofian/Liputan6.com
CEO NCIG Internasional, Shariffuddin Bujang dan Direktur PT NCIG Indonesia Mandiri, Roy Lefrans.
Sekadar informasi, Nasty Worldwide sebagai pemilik NCIG diketahui telah memulai bisnis vape sejak 2015 dan telah menjangkau berbagai pasar dunia. Produknya, Nasty Juice, telah tersebar di 72 negara meliputi Amerika, Eropa dan Asia. Saat ini NCIG Indonesia menggandeng PT YNOT Kreasi Indonesia untuk menjadi makloon sementara produk POD perusahaan yang tengah diperkenalkan di pasar.
Terkait rencana produksi, Presiden Direktur PT NCIG Indonesia Mandiri, Roy Lefrans mengatakan kemungkinan pabrik bakal rampung enam bulan ke depan. Jika sesuai rencana, maka pada September 2019 pabrik mulai bisa beroperasi. “Ke depan, memang masih ada kerjasama pembangunan pabrik dengan YNOT tersebut mengingat lahan pabrikan berada tak jauh dari mitra manufaktur itu,” kata Roy.
Sebelumnya PT YNOT Kreasi Indonesia telah meresmikan pabrik untuk memproduksi likuid vape di Kawasan Industri Cibaligo, Cimahi, Agustus 2018. Pabrikan tersebut memproduksi cairan vape untuk 12 brand dengan 32 varian rasa, seperti creamy dan fruity.
YNOT Kreasi Indonesia hanya memproduksi kemasan 60 mililiter yang dipasaran dijual dengan harga kisaran Rp 100 ribuan. Dalam sehari, YNOT mampu memproduksi 15 ribu hingga 20 ribu botol cairan vape, dengan kapasitas maksimal produksi sebulan mencapai 250 ribu botol.
(via Liputan6.com)
Comments