Cuplikan Film Dokumenter Ungkap Mudahnya Anak Bawah Umur di Malaysia Membeli Vape

By Ardha Franstiya | Lifestyle | Kamis, 20 Juli 2023

Vapemagz – Sebuah cuplikan film dokumenter mengungkapkan betapa mudahnya anak bawah umur yang tidak memiliki riwayat merokok di Malaysia mengakses rokok elektrik alias vape.

Video cuplikan tersebut merupakan bagian film dokumenter berdurasi 25 menit yang ditayangkan di channel YouTube Al Jazeera English pada 13 Juli 2023 lalu dengan judul “New Addiction: the Rise of Vaping”.

Digambarkan dalam video, seorang anak bawah umur diminta menyamar untuk membeli vape ke toko-toko di Kuala Lumpur. 

Hasilnya, tidak ada satupun pegawai toko atau Vaporista memeriksa ID alias Kartu Tanda Penduduk (KTP) kepada para penyamar tersebut. Padahal, tanda peringatan penjualan khusus untuk anak di atas 18 tahun terpampang jelas di toko.

“Kami menyamar ke enam toko vape di Kuala Lumpur. Tak satu pun dari mereka meminta ID pembeli muda kami sebelum menjual produk vape berbasis nikotin yang sangat adiktif, meskipun empat di antaranya menampilkan tanda 18+,” jelas Twitter @AJ101East sambil menyematkan cuplikan video, dikutip Kamis (20/7/2023).

Seorang Vaporista sempat bertanya kepada salah satu penyamar, terkait pernah mencoba merokok atau tidak. Bahkan, menyarankan beberapa rasa yang direkomendasikan untuk pemula. 

“Apakah kamu merokok? Apakah kamu seorang perokok sebelum ini? Kamu baru saja mulai mencoba?” ujar Vaporista dalam video.

Unggahan itu pun ditanggapi oleh mantan Menteri Kesehatan Malaysia Khairy Jamaluddin. Ia menjelaskan bahwa produk vape di Malaysia seperti “Wild West”, karena tidak ada undang-undang yang mengatur penjualan dan penggunaannya.

“Ada masalah penegakan hukum sebelumnya, tetapi kami secara teratur menindak penjualan vape – terutama untuk anak di bawah umur – dan produk vape tidak dapat diiklankan. Sekarang Wild West di Malaysia karena tidak ada penegakan hukum karena tidak ada undang-undang yang melarang vape,” jelas Khairy lewat akun Twitternya @Khairykj.

Melansir Malaysia Now, perwakilan dari asosiasi vape setempat mengatakan bahwa seluruh pelaku industri di Malaysia membuat aturan sendiri dalam mencegah anak bawah umur mengonsumsi vape, seperti memasang tanda batas usia dan menggunakan kemasan yang memperingatkan pengguna bahwa mereka mencoba produk atas kemauan sendiri.

Artinya, di Malaysia, peringatan batasan usia harus diperhatikan oleh konsumen sendiri serta atas dasar kemauan dari mereka, karena tidak ada undang-undang yang mengatur hal tersebut.

“Sejak 2012, kami telah meminta pemerintah mengeluarkan undang-undang untuk mengatur penjual vape dan elektronik,” ujar Shahabudin Jalil, direktur eksekutif pembuat vape Nanostix.

Menteri Kesehatan (Menkes) Malaysia, Dr Zaliha Mustapa dikritik keras setelah menghapus nikotin dari Undang-Undang Racun pada April. Menurut organisasi kesehatan dan para ahli, keputusan itu akan memfasilitasi penjualan produk vape kepada anggota masyarakat, termasuk anak-anak.

Langkah tersebut dilakukan setelah pemerintah memberlakukan cukai pada produk mengandung nikotin, yang setengah dari pendapatannya dialokasikan kembali ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Malaysia. (ard)

Comments

Comments are closed.