Sambut Hari Vape Sedunia, Ketum APVI Klaim Industri Vape Indonesia Serap 200.000 Tenaga Kerja

By Vape Magz | News | Sabtu, 3 Juni 2023

Setiap tanggal 30 Mei, publik merayakan hari vape sedunia. Momentum ini biasanya digunakan untuk mengingatkan kembali pentingnya pendekatan pengurangan bahaya tembakau melalui produk alternatif seperti vape.

Walau banyak diterpa misinformasi tentang vape, namun industri terus tumbuh dan menyerap ratusan ribu tenaga kerja di Indonesia.

Ketua Umum Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI), Aryo Andrianto mengklaim, kini ada sebanyak 12.000-13.000 pelaku usaha dalam industri vape. Mereka disampaikannya sukses menyerap ratusan ribu tenaga kerja saat ini.

“Menurut perhitungan kami, ada 150.000–200.000 tenaga kerja yang diserap oleh industri vape. Saat ini ada sekitar 12-13 ribu pelaku usaha yang terlibat dalam rantai pasok industri vape,” ungkap Aryo Andrianto belum lama ini.

“Saya yakin industri ini enggak cuma sampai di sini saja, industri ini akan berkembang terus,” lanjutnya.

Sementara itu, Guru Besar Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung (SF-ITB), Prof. Dr. rer. nat. Rahmana Emran Kartasasmita, M.Si, mengatakan tembakau yang dipanaskan seharusnya memiliki lebih sedikit komponen zat berbahaya.

SF-ITB sendiri telah melakukan kajian literatur ilmiah yang berjudul “Kajian Risiko (Risk Assessment) Produk Tobacco Heated System (THS) Berdasarkan Data dan Kajian Literatur” pada 2022. 

Kajian literatur ilmiah tersebut bertujuan menghitung perkiraan tingkat risiko produk tembakau yang dipanaskan.

“Tujuan dari kajian ini adalah untuk mencari data kualitatif dan kuantitatif terkait berbagai senyawa dalam produk tembakau yang dipanaskan dan rokok sebagai pembanding, serta penggolongan karsinogenitasnya dengan merujuk pada IARC (The International Agency for Research on Cancer atau Badan Internasional untuk Penelitian Kanker),” kata Emran yang sekaligus anggota peneliti kajian ilmiah literatur tersebut seperti dikutip dari Antara

Hasil kajian tersebut menunjukkan produk alternatif tembakau yang dipanaskan memiliki profil risiko yang lebih rendah daripada rokok.

Walaupun tidak sepenuhnya bebas risiko, paparan zat berbahaya dan berpotensi berbahaya pada produk ini juga lebih rendah. 

Emran menekankan pentingnya riset yang komprehensif terhadap produk tembakau alternatif untuk mengurangi misinformasi yang beredar saat ini di masyarakat dan memperkaya teks akademik supaya bermanfaat untuk pengambil kebijakan dan peneliti lain.

 

Via tribunnews.com

Comments

Comments are closed.