Penjualan rokok tembakau kian lama semakin menurun. Perusahaan induk Marlboro, Altria Group Inc. (NYSE: MO) baru saja merilis laba kuartal kedua, dimana Wall Street berekspetasi laba ini jauh lebih tinggi, sayangnya laba yang disesuaikan masih tetap turun.
Faktor utama turunnya laba ini, dikarenakan penurunan jumlah peminat rokok tembakau di sejumlah negara maju. Kebanyakan dari perokok sudah mulai menyadari tentang risiko kesehatan yang disebabkan oleh rokok tembakau. Sekarang mereka cenderung memilih beralih ke rokok elektrik yang memang jauh lebih baik dari segi kesehatan.
Altria mengharapkan penjualan rokok turun lagi sekitar 5-6 persen, dan di samping perjanjian kerjasama dengan JUUL yang sudah terjalin sejak awal tahun, perusahaan tembakau ini juga menginvestasikan USD 1,8 miliar (sekitar Rp. 2,5 triliun) di Cronos, sebuah perusahaan ganja Kanada.

Healthline
Penjualan rokok Altria menurun diakibatkan kurangnya minat perokok dengan rokok tembakau.
“Fokus utama kami adalah konsumen tembakau dewasa, hak komersialisasi AS untuk iQOS, investasi di JUUL dan transaksi yang tertunda untuk Cronos, dan kami berada di posisi terbaik di antara mitra tembakau lainnya di AS, ” kata Howard Willard, Kepala Eksekutif Altria.
Altria melaporkan laba bersih kuartal kedua ini hampir USD 2 miliar (sekitar Rp. 2,8 triliun), atau USD 1,07 per saham, naik dari USD 1,88 miliar (sekitar Rp. 2,6 triliun), atau 99 sen per saham setahun sebelumnya. Tidak termasuk barang-barang khusus, seperti litigasi kesehatan, biaya yang terkait dengan investasi Altria di Anheuser-Busch InBev dan kepemilikannya di Cronos, Altria mendapatkan USD 1,10 per saham. Analis ini disurvei oleh Refinitiv memperkirakan USD 1,11 per saham.
(Via CNBC)
Comments