Rokok Elektrik Asal Tirai Bambu, RELX Jajal Pasar Rokok Elektronik Indonesia

By Vapemagz | News | Jumat, 27 September 2019

Pasar rokok elektrik di Indonesia semakin meriah. Pemain-pemain baru bermunculan untuk memberikan pengalaman baru dalam mengisap produk tembakau alternatif itu. Salah satunya adalah pemain asal China, RELX.

Perusahaan yang didirikan oleh Kate Wang, seorang mantan kepala Uber Cina pada 2018 lalu, RELX adalah produsen rokok elektronik (e-ciggarete) yang mengklaim saat ini menempati peringkat pertama untuk rokok elektronik di Asia. RELX sendiri merupakan akronim dari Responsibility, Empathy, Leadership dan Xperience, yang merupakan moto perusahaan.

RELX membawa keunggulan dari sisi desain, inovasi dan fungsional, untuk mendukung perokok dewasa melalui teknologi yang canggih dan desain yang elegan. Biasanya, pod memiliki komponen cotton sebagai media pembakaran cairan, kali ini bagian cotton diganti dengan bahan keramik. Hal ini menjadikan Pod lebih tahan lama dan tidak mudah aus.

“Perokok dewasa sekarang memiliki pilihan untuk berganti kepada alternatif lebih baik dengan kualitas kelas dunia dan harga yang terjangkau,” ujar Direktur Internasional Expansion, RELX Tech, Di Yang, saat peluncuran produk di BCA Tower, Jakarta, Rabu (25/09/2019).

Netralnews/Ocha
Direktur Internasional Expansion, RELX Tech, Di Yang.

RELX memiliki konsep Guardian Program atau Program Perlindungan, yakni inisiatif perusahaan untuk mencegah penggunaan rokok elektronik pada anak di bawah umur. RELX menginvestasikan jutaan dolar untuk mengembangkan fasilitas dan mengoperasikan lab bersertifikasi. Inovasinya di teknologi rokok elektronik ditujukan untuk meningkatkan reliabilitas, kualitas, dan pengalaman pengguna.

“Indonesia adalah salah satu pasar dengan tingkat penetrasi tembakau tertinggi di dunia. Indonesia memiliki estimasi 60 juta perokok dewasa di Indonesia. RELX berkomitmen untuk menawarkan alternatif lebih baik untuk konsumsi nikotin,” sebut Di Yang.

Perangkat RELX dijual dengan harga Rp 300 ribu-an. Sementara paket pod-nya dijual dengan harga Rp 200 ribu-an. RELX menilai produknya jauh lebih murah dari rokok konvensional. Satu pod RELX setara dengan tiga bungkus rokok.

Tingginya harga pod tersebut lantaran sistem keramik yang digunakan RELX. Yang memaparkan implementasi keramik dalam sistem tertutup RELX membuat struktur biaya produksi lebih tinggi. Pasalnya, teknologi yang digunakan dalam produksi harus presisi.

Saat ini RELX di Indonesia menawarkan empat varian warna dengan belasan rasa yang berbasiskan rasa buah-buahan. Ke depannya, Yang menyebutkan bahwa RELX akan meluncurkan varian rasa baru khusus untuk pasar Indonesia.

Sebelum Indonesia, RELX yang akan mengucurkan dana sekitar USD 1,5 juta untuk meningkatkan kapasitas produksi lab dengan teknologi baru itu juga telah melakukan ekspansi di negara-negara besar Asia Tenggara, seperti Filipina.

(Via Gatra, Bisnis)

Comments

Comments are closed.