Rencana pemerintah dalam menaikan tarif cukai rokok pada tahun depan membuat sebagian masyarakat gusar. Pasalnya, rencana ini disebut bisa menurunkan kesejahteraan dan kelangsungan hidup petani tembakau dan tenaga kerja industri hasil tembakau.
Salah satu yang menentang keras rencana tersebut ialah Daniel Johan. Legislator dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menilai para petani tembakau akan semakin terpuruk dengan adanya kenaikan tarif cukai rokok pada tahun depan.
“Isu kenaikan cukai kembali menghantui petani tembakau. Sudah 2 tahun ini kondisi petani tembakau mengalami fase buruk. Mereka terpuruk akibat kebijakan pemerintah yang meningkatkan tarif cukai rokok. Hal ini menyebabkan penurunan penyerapan hasil panen sampai 15%,” kata anggota Komisi IV DPR, Daniel Johan dalam keterangan tertulisnya, Senin (10/5/2021).
Saat ini, tutur Daniel, ada sekitar 7 juta petani tembakau yang menggantungkan hidupnya pada tanaman tersebut. Ia memprediksikan bila tarif cukai rokok kembali naik, maka penyerapan hasil panen kemungkinan akan anjlok sekitar 30%.
“Ini hantaman yang sangat berat untuk petani. Pemerintah harus waspada dan bijak dalam menentukan kenaikan cukai rokok. Besaran kenaikan cukai bukan sekadar hitungan matematika, tapi juga memberikan dampak sosial yang dalam bagi petani, pekerja industri, dan tenaga kerja dari sigaret kretek tangan (SKT),” ujarnya.

Ilustrasi rokok di salah satu swalayan.
Lebih lanjut, Daniel meminta kepada pemerintah untuk mengurungkan rencana tersebut. Sebab, setiap kenaikan cukai dan impor tembakau itu merupakan bencana untuk para petani tembakau tanah air.
“Meminta pemerintah untuk membatalkan rencana kenaikan ini. Penolakan kenaikan cukai harus didukung karena saat ini tidak tepat dan rasionalisasi pemerintah dalam menaikan pendapatan negara tidak sesuai dengan kondisi yang ada, justru membebani kehidupan sosial masyarakat,” pungkasnya.
Comments