Maraknya peredaran vape di kalangan anak di bawah umur menjadi salah satu dampak negatif dari meningkatnya tren penggunaan vape akhir-akhir ini. Badan Pengawas Obat-Obatan dan Makanan Amerika Serikat (US Food and Drug Administration atau FDA), bahkan telah menyatakan meningkatnya underage vapers atau pengguna vape di bawah umur adalah epidemi atau wabah penyakit di Amerika Serikat.
Untuk itu, sekolah-sekolah di AS saat ini gencar melakukan razia atau inspeksi terhadap barang-barang bawaan para murid. Seperti yang dilakukan sekolah-sekolah di distrik sekolah Brevard County, Florida, Amerika Serikat. Mereka bahkan bekerja sama dengan kepolisian setempat untuk melakukan razia peredaran vape di kalangan pelajar.
Para polisi pun menggunakan peralatan profesional, termasuk menggunakan bantuan anjing pelacak. Misalnya Sonic, anjing jenis Labrador retriever ini merupakan anjing yang sudah terlatih untuk mencium produk-produk vapor.
“Temukan!,” kata Kopral Kirk Geweniger memberi perintah kepada Sonic. Anjing berusia 3 tahun itu lalu mulai bekerja memeriksa barang-barang siswa, dengan kedok seekor anak anjing yang lucu sedang mencari perhatian. Ketika siswa sedang membeli makan siang dan mengobrol dengan teman-teman mereka, anjing itu mengendus-endus saku celana, dompet, tas ransel, dan tas olahraga milik para siswa.
Apa yang dicari oleh Sonic adalah pena vape atau JUUL, barang selundupan paling populer di sekolah menengah di AS saat ini. Ketika Sonic menyelinap di kafetaria, Geweniger mengawasi anak-anak. Geweniger mengatakan anak-anak itu adalah yang mereka curigai.
“Perangkat-perangkat vape bisa disembunyikan di manapun, apalagi beberapa memiliki bentuk seperti perangkat flash disk yang mudah disarukan secara kasat mata. Bisa jadi ada di laci, di kantong anak-anak yang berdiri tepat di depanmu, tapi anda tidak bisa menciumnya,” kata Geweniger.
Melalui anjing pelacak seperti Sonic, dengan bantuan kepolisian dan kerjasama para guru, distrik sekolah di Brevard County telah menangkap ratusan siswa tahun ajaran ini yang kedapatan membawa vape. Hukuman untuk siswa yang kedapatan membawa vape dengan nikotin adalah skorsing sehari di luar sekolah.
Adapun jika siswa kedapatan membawa vape dengan minyak ganja atau minyak THC, mereka bisa terkena pidana tindak kejahatan dan diwajibkan mengikuti rehabilitasi di pusat pembelajaran alternatif, sebuah fasilitas yang biasanya disediakan untuk siswa dengan masalah disiplin serius.
“Ini epidemi,” kata asisten pengawas Stephanie Soliven mengatakan kepada dewan sekolah. “Wabah ini meledak, secara harfiah sejak akhir tahun lalu hingga musim gugur tahun ini,” tambahnya.
Jumlah pelanggaran untuk kepemilikan tembakau di sekolah-sekolah Brevard pada tahun ajaran 2018-2019 ini naik sekitar lima kali lipat dari tahun lalu, dari 43 menjadi 224. Angka pemberian hukuman skorsing pun meningkat dari 40 menjadi 206, menurut data dari distrik tersebut.
Bahkan pelanggaran untuk kepemilikan obat-obatan terlarang, termasuk rokok elektronik dengan minyak ganja, naik dari 33 menjadi 66. Pemberian hukumannya pun naik dari 33 menjadi 68. Sebanyak 60 siswa dikeluarkan dan dipindahkan ke pusat-pusat pembelajaran alternatif, bergabung dengan siswa lainnya yang melakukan pelanggaran berat seperti membawa senjata ke sekolah, atau menyerang anak-anak lain.
“Ini masalah besar,” kata ketua dewan sekolah Tina Descovich. “Anak-anakmu yang normal kini setiap hari menghisap minyak THC melalui pena vape dan membawanya ke sekolah. Mereka akan dikeluarkan,” ujarnya
Untuk membantu mengatasi masalah tersebut, distrik sekolah bermitra dengan lembaga kepolisian setempat dan Brevard Tobacco Initiative, demi meningkatkan disiplin dan membagikan pesan-pesan kepada siswa yang tertangkap dengan vape. Memiliki perangkat vape, bahkan yang kosong termasuk pelanggaran.
(Via Florida Today)
Comments