Razia Vape Store Bikin Resah Pelaku Industri di Malaysia

By Vape Magz | News | Sabtu, 15 Oktober 2022

Kamar Dagang Vape Malaysia (MVCC) mendesak Kementerian Kesehatan Malaysia (MoH) untuk menghentikan penggerebekan dan penyitaan yang tidak perlu yang saat ini dilakukan di toko-toko vape lokal.

Sekjen MVCC Ridhwan Rosli mengatakan tindakan ini dilakukan untuk menekan industri, karena baru-baru ini, para pelaku industri tidak setuju dengan proposal Kementerian Kesehatan untuk mengatur vape dengan cara yang sama seperti rokok. Penggerebekan dan penyitaan telah mempengaruhi banyak bisnis vape kecil dan menengah di Lembah Klang, yang mengakibatkan kerugian terhadap para pelaku bisnis tadi.

RUU GEG (Generation End Game) yang diusulkan saat ini sedang disempurnakan oleh Komite Pemilihan Khusus (PSSC) parlemen. “Industri mendukung pemerintah dalam mengembangkan regulasi untuk industri vape dan kami menyambut baik langkah untuk meninjau dan menyempurnakan RUU oleh PSSC,” kata Rosli.

“Regulasi adalah sesuatu yang telah dinanti-nanti oleh industri selama bertahun-tahun dan hanya perlu disempurnakan, terutama terkait dengan item-item tertentu yang penting bagi masa depan industri vape,” tambahnya.

Senada dengan itu, Presiden Malaysian Vape Industry Advocacy (MVIA) Rizani Zakaria mengatakan, rangkaian razia yang dilakukan pihak berwenang membingungkan industri karena tidak sejalan dengan apa yang diumumkan pemerintah sebelumnya, dan mengakibatkan banyak kerugian yang diderita. “RUU tersebut saat ini tertunda karena perlu disempurnakan dan dibahas kembali seperti yang diumumkan oleh menteri kesehatan. Jadi, jangan razia dan rebut dari industri vape sehingga pengusaha vape menjadi korban dan harus menanggung kerugian,” ujarnya.

Rizani mengatakan razia terhadap industri yang mau diatur hanya akan memberi dampak pada industri tersebut. “Kemenkes harus mengeluarkan pedoman regulasi sambil menunggu RUU itu diperkenalkan kembali. Dengan begitu, industri bisa menjadi membuat pedoman dari regulasi tersebut sekaligus membuat industri siap ketika proses legislasi dilaksanakan,” ujarnya.

RUU tersebut mengabaikan sains yang mendukung alternatif nikotin yang lebih aman

Federasi Asosiasi Praktisi Medis Swasta Malaysia (FPMPAM) baru-baru ini juga berbicara perihal penantangan pihak asosiasi terhadap pembatasan vape yang diusulkan, dengan mengatakan bahwa mereka akan menghalangi Pengurangan Bahaya Tembakau.

FPMPAM mengatakan bahwa RUU ini mengabaikan banyak data ilmiah yang mendukung manfaat alternatif nikotin yang lebih aman untuk pengurangan bahaya tembakau. Adapun kelompok tersebut melanjutkan dengan mengutip Royal College of Physicians Inggris yang secara konsisten merekomendasikan penggunaan produk tembakau alternatif untuk berhenti merokok dan/atau pengurangan bahaya.

Asosiasi dokter telah mengkritik larangan yang diusulkan pemerintah untuk mempromosikan vape atau rokok elektrik sebagai alternatif pengurangan dampak buruk dari merokok tembakau. “RUU tersebut tampaknya benar-benar mengabaikan data ilmiah yang luar biasa bahwa THR dapat bekerja dengan kerangka peraturan yang tepat,” kata presiden FPMPAM Dr Steven Chow dikutip dari vapingpost.com.

Faktanya, sebuah laporan baru-baru ini dari Royal College of Physicians (RCP) Inggris, telah menegaskan kembali bahwa rokok elektrik tampaknya efektif bila digunakan oleh perokok sebagai alat berhenti merokok. “Ada kebutuhan akan regulasi untuk mengurangi efek buruk langsung dan tidak langsung dari penggunaan rokok elektrik, tetapi regulasi ini tidak boleh dibiarkan secara signifikan untuk menghambat pengembangan dan penggunaan produk-produk pengurangan dampak buruk oleh perokok,” kata RCP.

Via vapingpost.com

Comments

Comments are closed.