Vapemagz – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada 2022 bahwa, prevalensi perokok usia 15 tahun ke atas mencapai 28,27 persen atau sekitar 70 juta orang di Indonesia.
Atas temuan BPS tersebut, pemerintah pun didorong untuk berupaya mengurangi prevalensi merokok dengan pendekatan seperti memanfaatkan produk tembakau alternatif.
Akademisi Fakultas Gigi Universitas Padjadjaran (Unpad), Prof. Dr. drg. Amaliya M.Sc, mengatakan produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik maupun kantong nikotin berpotensi membantu orang dewasa agar berhenti merokok.
Hal itu didukung oleh hasil kajian ilmiah Public Health England pada 2018 berjudul “Evidence Review of E-Cigarettes and Heated Tobacco Products” dengan menyimpulkan produk tembakau alternatif memiliki profil risiko kesehatan lebih rendah dibandingkan rokok konvensional.
Amaliya menjelaskan, produk tembakau alternatif tidak melalui proses pembakaran seperti rokok, melainkan menggunakan sistem pemanasan yang menghasilkan uap.
“Profil risiko produk tembakau alternatif lebih rendah daripada rokok karena tidak menghasilkan TAR. TAR adalah zat kimia dan partikel padat yang dihasilkan saat rokok dibakar,” ujar Amaliya.
Produk tembakau alternatif juga terbukti dua kali lebih efektif dibandingkan terapi pengganti nikotin dalam membantu perokok dewasa agar berhenti dari kebiasaannya.
Negara-negara seperti Inggris, Jepang, dan New Zealand mendukung penuh penggunaan produk tembakau alternatif guna menekan prevalensi merokok.
Oleh karena itu, menurut Amaliya, Indonesia bisa berkaca dari negara-negara tersebut dalam mengurangi bahaya merokok.
“Selain menjalankan program pengendalian tembakau yang sudah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024, pemerintah perlu mengadopsi pendekatan yang pragmatis dan solutif yakni pengurangan risiko dengan memanfaatkan produk tembakau alternatif,” jelasnya.
Comments