Produk HnB Makin Populer Di Korea Selatan

By Bayu Nugroho | News | Kamis, 3 Januari 2019

Perangkat HnB sudah diperkenalkan di Korea Selatan sejak 17 bulan lalu. Namun, menurut data yang dirilis oleh Kementerian Ekonomi dan Keuangan Korea Selatan hari Jumat lalu, 288 juta paket “rokok” dijual bulan lalu di Korea, di mana 35 juta paket, adalah isi ulang HnB. Hal ini tentu setara dengan angka peningkatan 11,3 persen, naik 7,3 persen hanya berselang satu tahun.

Laporan itu menambahkan bahwa penjualan kumulatif isi ulang HnB telah mencapai 295,5 juta paket dengan pangsa 9,3 persen di pasar tembakau. Pendapatan pajak dari produksi dan penjualan semua produk tembakau di Korea Selatan, telah mencapai 10,7 triliun won (USD 9,5 milyar), naik 2,6 persen dari tahun sebelumnya dan kekalahan 63,9 persen dari periode yang sama tahun 2014 sebelum pajak penjualan naik tajam.

Perangkat HnB adalah produk alternatif tanpa asap yang dioperasikan dengan baterai. Sistem pengoperasian bekerja dengan memanaskan batang yang berisi daun tembakau. Isi ulang ini yang terlihat seperti rokok pendek, harus dimasukkan ke dalam perangkat utama dan dipanaskan begitu dihidupkan.

Heat Not Burn
Bulan lalu, produk HnB berhasil dijual di Korea Selatan sebanyak 35 juta paket yang dimana merupakan isi ulang HnB.

Tahun lalu, Philip Morris Korea merilis hasil penelitian yang menunjukkan bahwa perangkat Heat-not-Burn mereka, iQOS, mengandung bahan kimia beracun 90 persen lebih rendah daripada rokok biasa. Menurut data ini, perangkat ini mengurangi 90 persen dari 58 bahan kimia beracun yang ditemukan dalam rokok, yang sesuai dengan label FDA yakni 18 senyawa berbahaya dan 15 senyawa karsinogenik.

Di Korea Selatan, seperti di negara lainnya masih banyak yang skeptis tentang manfaat produk alternatif rokok konvensional ke perangkat HnB dan rokok elektrik. Selain itu, para ahli kesehatan sangat berhati-hati ketika penelitian yang menganalisis efektivitas suatu produk, dilakukan oleh perusahaan sama yang menjual produk tersebut.

Direktur Philip Morris Korea, Kim Byung-chul, mengatakan perusahaan sepenuhnya menyadari masalah kredibilitas ini. “Kami sedang mencari cara untuk mengatasi masalah ini. Kami telah merilis hasil penelitian terbaru kami. Pada awal tahun depan, kami akan mengungkapkan data mentah penelitian ini. Sangat jarang untuk merilis data mentah di industri ini,” kata Kim saat itu.

(Via Pulse)

Comments

Comments are closed.