PMI Berniat Menghentikan Penjualan Rokok Tembakau di Jepang Dalam 10 Tahun

By Bayu Nugroho | News | Minggu, 9 Mei 2021

Philip Morris International (PMI) berencana menghentikan penjualan rokok di Jepang dalam 10 tahun mendatang. Jacek Olczak, mengambil alih sebagai CEO perusahaan pada 5 Mei, memprediksikan bahwa Jepang akan menjadi masyarakat bebas rokok dalam 10 tahun.

PMI mengharapkan untuk secara bertahap akan menarik produk rokok tembakau selama 10 hingga 15 tahun ke depan, dan Olczak mengatakan dia ingin transisi terjadi pertama kali di Jepang.

Menurut Olczak, perusahaan akan fokus pada produk heat-not-burn (HNB). Pada tahun 2016, PMI mulai menjual perangkat IQOS secara nasional di Jepang. Perusahaan memegang 70 persen pangsa pasar Jepang pada tahun 2019.

Tembakau tanpa asap, yang mencakup HNB dan vape, menjadi 11 persen dari total pemasukan Philip Morris sebanyak 704,6 miliar batang pada tahun 2020. Pasar global untuk rokok tembakau telah menyusut hanya di bawah 10 persen selama empat tahun terakhir.

Nikkei Asia
Jacek Olczak, CEO Philip Morris International, mengungkapkan rencana perusahaan untuk mengakhiri penjualan rokok di Jepang dalam satu dekade dalam wawancara online baru-baru ini dengan Nikkei.

Produk tembakau tanpa asap saat ini dijual di 66 negara, dan Olczak mengatakan dia ingin meningkatkannya hingga 100 persen pada tahun 2025.

Hampir 30 persen dari seluruh penjualan tembakau Jepang sekarang adalah produk tembakau tanpa asap. Sebagian dari kesuksesan mereka, karena larangan negara atas penjualan rokok elektrik dan kerangka peraturan terstruktur dengan baik.

Ketika Jepang tahun lalu melarang merokok di restoran, maka dibuat pengecualian untuk produk HNB. Menjadikan produk ini dapat dikonsumsi saat makan atau minum jika kondisi tertentu terpenuhi, seperti memiliki ventilasi yang baik.

Olczak mengatakan Philip Morris akan memperkenalkan perangkat dengan teknologi baru dan mempertimbangkan untuk memperluas fungsionalitas perangkatnya. Selain menyediakan fungsi verifikasi usia untuk mencegah anak di bawah umur, perusahaan juga akan mulai mengembangkan aplikasi untuk membantu perokok mengelola kesehatannya.

(Via Nikkei Asia)

Comments

Comments are closed.