Perusahaan rokok terbesar di dunia, Philip Morris International (PMI) mengisyaratkan rokok terancam punah dalam satu dekade ke depan. Hal ini seiring beralihnya perokok ke produk alternatif untuk nikotin seperti rokok elektrik.

“Menurut saya kemungkinan penjualan rokok akan berakhir di banyak negara dalam waktu 10 hingga 15 tahun ke depan,” kata CEO PMI, Andre Calantzopoulos dalam sebuah laporan keberlanjutan yang diterbitkan pada akhir Juni lalu.

Produsen rokok Marlboro dan Chesterfield itu mengatakan mereka melihat “masa depan bebas-rokok”. Philip Morris sendiri kini memiliki produk rokok alternatif andalannya melalui perangkat tembakau yang dipanaskan (heat not burn atau HNB) IQOS.

smh.com.au
Rokok.

Perusahaan mengklaim hampir seperlima dari pendapatannya saat ini dihasilkan dari produk yang tidak mudah terbakar.

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menyetujui IQOS untuk dijual di AS tahun lalu. Pada tiga tahun lalu PMI menetapkan target tiga tahun lalu bahwa setidaknya 40 juta perokok dewasa akan berhenti merokok dan beralih ke produk bebas-rokoknya pada tahun 2025.

Philip Morris menyebut pada akhir 2019 lalu terdapat sekitar 14 juta konsumen pengguna IQOS. Sebanyak 10 juta diantaranya adalah perokok. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terdapat sekitar 1,3 miliar pengguna tembakau secara global, yang tentunya menjadi pasar potensial bagi produk tembakau alternatif seperti IQOS.

(Via Sydney Morning Herald)