Philip Morris Bertemu Jokowi untuk Masuk Pasar Rokok Elektrik di Indonesia

By Vapemagz | News | Minggu, 1 Maret 2020

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut Philip Morris International (PMI) telah menyatakan minat untuk berinvestasi di Indonesia. Perusahaan kategori Big Tobacco itu berniat untuk memasuki pasar rokok elektrik di Indonesia dan memproduksi produk rokok elektriknya.

“Baru menyatakan minat. Ada rencana investasi di sektor rokok elektrik. Ada beberapa yang diminta, kami tunggu dulu,” ucapnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (28/2/2020).

Namun, Airlangga tak menjelaskan lebih lanjut mengenai potensi investasi Philip Morris dalam memproduksi rokok elektrik. Ia bilang masih ada beberapa poin yang sedang dibahas mengenai rencana investasi Philip Morris tersebut.

Diketahui, Philip Morris adalah perusahaan asal Amerika Serikat (AS) yang bergerak di sektor rokok dan tembakau. Perusahaan itu beroperasi di banyak negara, salah satunya di Indonesia melalui PT Philip Morris Indonesia (PMI).

Philip Morris Indonesia mengakuisisi mayoritas saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) pada Mei 2005 silam. Saat ini, Philip Morris Indonesia menggenggam saham HM Sampoerna sebesar 92,5 persen.

Antara Foto
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkap Philip Morris berminat memasuki pasar rokok elektrik Indonesia.

Sebelum Philip Morris, JUUL Labs Inc sudah terlebih dahulu masuk pasar rokok elektronik di Indonesia. Perusahaan memasarkan produk tersebut PT Jagad Utama Lestari (PT JUL) atau anak usaha PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA).

JUUL Labs sendiri merupakan perusahaan asal San Francisco, California, AS yang memproduksi rokok elektronik JUUL. Pada akhir 2018 lalu, 35 persen saham JUUL Labs diakuisisi perusahaan Big Tobacco lainnya, Altria Group. Adapun Altria sejatinya merupakan perusahaan induk dari Philip Morris USA, produser rokok Marlboro. Mereka berpisah dari Philip Morris International di tahun 2008 lalu.

Philip Moris kini dikenal dengan produk heat not burn (HNB) IQOS yang saat ini populer di Jepang. Rencana produksi rokok elektrik dari Philip Morris akan menambah realisasi investasi di dalam negeri. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menargetkan realisasi investasi Indonesia tahun ini sebesar Rp886 triliun.

Target itu naik 9,51 persen dari realisasi investasi pada 2019 sebesar Rp809 triliun. Sementara, realisasi investasi pada 2019 terdiri dari penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp423,1 triliun dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp386,5 triliun.

(Via Bisnis.com)

Comments

Comments are closed.