Philip Morris Belum Tertarik Masuk Bisnis Ganja

By Vapemagz | News | Jumat, 7 Desember 2018

Philip Morris International (PMI) mengaku belum mempertimbangkan untuk masuk ke pasar pot atau ganja. Hal ini menanggapi niat pesaing mereka, Altria Group yang dikabarkan sedang melakukan pembicaraan dengan Cronos Group, salah satu produsen ganja di Kanada.

Sekadar informasi, beberapa negara Amerika sudah melegalkan peredaran ganja selama berada dalam pengawasan yang ketat dan untuk penggunaan yang jelas. Di Amerika Serikat misalnya, produk ganja sintetis atau cannabidiol (CBD) sudah dapat ditemukan dalam likuid rokok elektrik atau vape. Peredaran CBD diawasi oleh Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan AS (US Food and Drug Administration atau FDA).

Tak heran apabila Altria sedang melakukan penjajakan kerja sama dengan Cronos untuk membuat versi ganja dari produk rokok dan vape mereka. Meski demikian, PMI mengaku belum tertarik untuk mengikuti jejak sang rival. “Saya pikir itu bukan prioritas kami sekarang untuk mempertimbangkan ganja,” kata Chief Executive Officer PMI, Andre Calantzopoulos.

Philip Morris yang berpisah dengan Altria pada 2008 lalu, saat ini memasarkan produk rokoknya di 180 negara, serta produk tembakau alternatif IQOS di 43 negara. Alasan PMI untuk menolak untuk membuat produk ganjanya adalah saat ini pasar-pasar produk mereka tersebar di beberapa negara di mana ganja masih dinyatakan kriminal.

“Kami harus mempertimbangkan semua kepekaan dari berbagai negara,” kata Andre. Dia menunjuk Filipina sebagai contoh. Presiden Rodrigo Duterte telah memimpin penumpasan anti-narkoba besar-besaran sejak ia menjabat pada tahun 2016.

NYPost
IQOS, produk heat not burn yang dipasarkan oleh Philip Morris. (ZAL)

“Kami tahu posisi presiden. Kami memiliki 70 persen pangsa pasar di Filipina, saya hanya bisa membayangkan jika kami dipanggil dan ditanya, apa yang kalian lakukan (dengan memasarkan ganja)?” ucapnya menjelaskan.

Meski demikian, PMI tak menampik suatu saat pandangan dunia akan ganja bisa berubah seiring berjalannya waktu. Saat ini masih diperlukan studi lebih lanjut tentang zat aktif ganja. “Dunia tampaknya telah melompat ke kesimpulan. Kecanduan bukanlah masalah utama dari ganja,” ujarnya.

Altria dan Philip Morris adalah mitra dalam pemasaran IQOS, produk yang memanaskan tembakau bukannya membakarnya (heat not burn atau HNB). Mereka mencari persetujuan peraturan di AS, di mana Altria akan menjual produk pengurangan risiko dan berusaha memasarkannya di AS.

Menurut laporan dari Bloomberg, penjualan IQOS telah melambat di Jepang, pasar terbesar Philip Morris untuk produk tersebut. Saham perusahaan yang berbasis di New York itu telah turun hingga 18 persen pada penutupan perdagangan Senin (3/12).

(Via Bloomberg)

Comments

Comments are closed.