Raksasa perusahaan tembakau, Philip Morris International (PMI) tengah menyusun draf pesan dalam kemasan berbentuk brosur yang menganjurkan para perokok untuk beralih ke alternatif yang lebih aman. Hal ini melanjutkan upaya produsen rokok Marlboro tersebut untuk melakukan penetrasi ke produk rokok elektrik.
Saat ini, mencantumkan pesan dalam kemasan telah dilarang oleh pemerintah Inggris. Aturan tersebut berlaku mulai 2016 lalu. Hanya saja, rekomendasi dari Komite Parlemen Inggris untuk merevisi aturan terkait tembakau dan produk terkait membuat larangan pesan dalam kemasan perlu dikaji kembali. Jika larangan tersebut dicabut, Philip Morris sudah siap dengan rancangan pesannya.
Beberapa pesan yang tertera antara lain, “ada alternatif lainnya untuk membantumu berhenti” serta, “keputusan terbaik untuk perokok adalah berhenti merokok”. Brosur tersebut juga menyatakan rokok elektrik sebagai alternatif yang lebih baik, sementara di bagian belakangnya tercantum pranala menuju situs PMI yang berisi saran-saran untuk berhenti merokok.
Kembali ke tahun 2016, PMI membuat gebrakan ketika CEO PMI, Andre Calantzopoulos menyatakan siap membantu pemerintah untuk “memadamkan” rokok konvensional. Selanjutnya, Managing Director PMI untuk Britania Raya, Peter Nixon menyatakan bahwa PMI ingin melangkah ke masa depan tanpa asap rokok, serta membantu perokok untuk beralih ke alternatif yang lebih aman.
PMI sendiri telah meluncurkan produk rokok elektriknya, yakni IQOS pada tahun 2014 lalu. Dimulai di Jepang, produk ini menjadi sensasi seketika di pasar dengan menembus 11,9 persen pangsa pasar. Saat ini IQOS sudah meluas ke lebih dari 40 negara di seluruh dunia. Philip Morris mengklaim, saat ini sebanyak 3,7 juta konsumen telah beralih ke IQOS secara global.
(Via Dailymail)
Comments