Perusahaan Yang Meraup Keuntungan Dari Epidemi Harus Bertanggung Jawab?

By Bayu Nugroho | News | Rabu, 14 Agustus 2019

Masa remaja adalah masa yang rentan terkontaminasi berbagai pengaruh dari lingkungan. Toilet sekolah yang seharusnya digunakan pelajar untuk buang air, kini beralih fungsi. Pelajar kini menggunakan toilet justru untuk area vaping, bukan lagi merokok. Pelajar mengungkapkan bahwa merokok kini tidak keren dan tidak terlihat modern.

Untuk mencari tahu permasalahan ini, anggota parlemen menemukan JUUL sedang menjalankan program tersembunyi yang diarahkan langsung ke remaja kelas delapan. Lewat dana USD 134 ribu, JUUL menyelenggarakan lima minggu Summer Camp. Disana Co-founder JUUL, James Monsees berusaha menjelaskan bahwa JUUL berusaha mencegah anak muda menggunakan produk ini, likuid berasa “mango” dan beberapa likuid lain sudah ditarik sejak tahun lalu.

Ada banyak alasan yang meragukan JUUL turut aktif menurunkan vaping remaja. Salah satunya adalah cara pemasaran JUUL yang menggunakan potret anak muda dalam poster acaranya. Apakah mereka pikir dengan cara seperti itu bisa menarik perhatian perokok dewasa yang berusia 55 tahun?

ChurnMag
Tak perlu dipungkiri para perusahaan rokok elektrik mengambil keuntungan dari merebaknya epidemi vaping.

Tentu, rokok elektrik mampu membantu banyak perokok dewasa berhenti. Satu studi bahkan menemukan bahwa dalam satu dekade perokok AS beralih bisa menyelamatkan 6,6 juta jiwa. Dan Monsees mengklaim bahwa memasarkan JUUL ke pelajar bertentangan dengan misi perusahaan.

Namun, yang menjadi permasalahannya apakah JUUL sengaja menawarkan produknya kepada pelajar? Tentu perusahaan perlu bertanggung jawab atas epidemi yang diciptakannya.

(Via The New Republic)

Comments

Comments are closed.