Perhimpunan Dokter: Perlu Tahapan untuk Berhenti Merokok Secara Total

By Vapemagz | News | Kamis, 18 Oktober 2018

Harus diakui, cara terbaik terhindar dari penyakit akibat rokok adalah berhenti merokok. Meski demikian, tidak gampang untuk berhenti merokok secara total. Butuh tahapan berangsur untuk mengurangi kebiasaan tersebut. Hal tersebut diakui oleh Ketua Perhimpunan Dokter Kedokteran Komunitas dan Kesehatan Masyarakat Indonesia (PDK3MI), dr. Mariatul Fadilah, MARS. Menurutnya, cara terbaik

“Peralihan untuk berhenti dapat dilakukan dengan memanfaatkan produk tembakau alternatif yang mulai dikenal di Indonesia,” jata dr. Mariatul seperti diutarakan dalam diskusi yang berlangsung di Palembang, Sumatera Selatan, pada akhir September lalu. Diskusi tersebut digelar oleh Koalisi Indonesia Bebas TAR (KABAR). Ini merupakan diskusi yang ketiga, setelah seminar serupa sudah digelar di Jakarta, Bandung, dan Denpasar.

“Saya memahami untuk berhenti total itu bukan hal yang mudah. Maka perlu tahapan yang berangsur mengurangi kebiasaan.” kata dr. Mariatul menambahkan.

Senada dengan PDK3MI, dr. Ardini Raksanagara, MPH, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan Peneliti Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Indonesia mengatakan bahwa perokok dan masyarakat luas perlu diedukasi mengenai zat berbahaya yang terkandung dalam rokok, seperti tar.

Menurutnya, hanya dengan pemahaman yang utuh, seseorang bisa termotivasi dan akhirnya berpartisipasi aktif dalam gerakan menurunkan penyakit akibat rokok.

“Perokok seharusnya punya akses informasi terhadap fakta ilmiah dan penelitian yang kredibel, sehingga mereka paham apa perbedaan tar dan nikotin yang terdapat dalam rokok termasuk langkah alternatif yang dapat membantu mengurangi risiko kesehatan mereka, seperti melalui pendekatan pengurangan risiko yang terdapat pada produk tembakau alternatif,” kata dr. Ardini.

Redaksi MI/no-tar.org
Diskusi Koalisi Indonesia Bebas TAR (KABAR).

Sekadar informasi, tar merupakan zat berbahaya yang dihasilkan dari proses pembakaran, termasuk pada saat rokok dibakar. Zat ini merupakan penyebab perokok kerap mengalami penyakit jantung, pernapasan, serta kanker. Sementara itu, nikotin adalah zat alami yang terdapat pada tembakau.

Meskipun nikotin bukan penyebab penyakit akibat rokok, zat ini tidak bebas risiko dan jika dikonsumsi dalam dosis tinggi dapat menyebabkan ketergantungan. Selain pada rokok, nikotin juga terkandung dalam sayuran, seperti kembang kol, kentang, terung, dan tomat.

Di tahun 2017, YPKP melakukan penelitian untuk mengetahui perubahan sel pada mulut kelompok perokok aktif, pengguna rokok elektrik, dan non pengguna. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa perokok aktif memiliki jumlah inti sel kecil dalam kategori tinggi sebanyak 147,1.

Sementara itu, pengguna rokok elektrik dan non perokok masuk dalam kategori normal, yakni berkisar pada angka 70-80. Jumlah inti sel kecil yang semakin banyak menunjukkan adanya ketidakstabilan sel yang merupakan indikator terjadinya kanker di rongga mulut.

Mengacu pada hasil penelitian tersebut, dr. Ardini memaparkan bahwa produk tembakau alternatif memiliki risiko kesehatan dua kali lebih rendah dibandingkan dengan rokok.

“Sehingga dapat disimpulkan bahwa produk tembakau alternatif bisa menjadi salah satu solusi bagi perokok aktif yang ingin berhenti namun kesulitan dan akhirnya memilih untuk melakukannya secara bertahap dengan beralih ke produk tembakau yang memiliki risiko kesehatan lebih rendah,” sambungnya.

(Via Gatra)

 

Comments

Comments are closed.