Permusuhan antara badan pengawas tembakau global terhadap pengurangan bahaya tembakau semakin memanas seiring merebaknya pandemi covid-19. Demi mendukung pengurangan bahaya rokok konvensional, sebuah penelitian baru dari badan kesehatan masyarakat yang berbasis di Inggris, Knowledge Action Change (KAC), mengungkapkan hanya ada sembilan pengguna produk nikotin aman dari 100 perokok di seluruh dunia.
Lewat sebuah konferensi bertajuk “Burning Issues: The Global State of Tobacco Harm Reduction (GSTHR) 2020”, yang berlangsung secara daring kemarin, konferensi di tempat terpaksa dibatalkan karena pembatasan covid-19.
“Pengurangan bahaya tembakau mendukung orang untuk berhenti merokok dengan menggunakan produk nikotin yang lebih aman (SNP) termasuk alat vaping (rokok elektrik), produk tembakau yang dipanaskan atau Heated Tobacco Products (HTP) dan tembakau oral Snus. Tujuannya tak lain untuk meningkatkan kesehatan dan mengurangi kematian dengan memungkinkan orang menggunakan nikotin tanpa asap yang menyebabkan penyakit,” kata Penyelenggara.
Bisa dikatakan secara keselururhan ada sekitar 98 juta orang menggunakan produk nikotin yang lebih aman di seluruh dunia. Melalui data yang berhasil didapatkan dari jumlah tersebut, 68 juta adalah vapers, dengan populasi vaping terbesar di negara AS, China, Federasi Rusia, Inggris, Prancis, Jepang, Jerman, dan Meksiko. Sisanya 20 juta lainnya adalah pengguna HTP dengan sebagian besar pengguna HTP di Jepang, di mana penjualan rokok turun hingga 32 persen sejak tahun 2016 saat HTP pertama kali diluncurkan. Lalu ada 10 juta di AS adalah pengguna Snus.
Comments