Ketika banyak media berfokus pada Mueller Report, anggota kongres White House bekerja dari balik layar untuk membunuh vaping. Jika disahkan, RUU yang baru diusulkan tidak hanya akan meningkatkan usia merokok dan vaping yang sah menjadi 21 tahun, tetapi juga akan melarang penjualan online pada semua produk vaping termasuk e-liquid. RUU ini juga akan menempatkan sekitar USD 100 juta pundi-pundi FDA yang secara cerdik disamarkan sebagai “biaya pengguna.”

Disponsori bersama oleh dua anggota Demokrat House, Rep. Donna Shalala dari Florida dan Rep. Frank Pallone dari New Jersey, undang-undang yang diusulkan menerima dukungan luas di antara kelompok pelobi anti-tembakau di Washington, DC.

Space Coast Daily
Rep. Donna Shalala mensponsori RYTEA Bill untuk menghilangkan industri vape secara perlahan.

Lewat nama Reversing the Youth Tobacco Epidemic Act of 2019 (RYTEA),  Shalala dan Pallone mengklaim bahwa RUU itu dirancang untuk mengatasi masalah penggunaan tembakau remaja di Amerika. Kata “epidemi” dalam judul legislatif adalah bertujuan dan meniru kata-kata anti-vaping yang diajukan berulang kali oleh mantan Komisaris FDA, Scott Gottlieb selama hampir dua tahun terakhir.

Berikut poin-poin yang terdapat dalam RYTEA yang berikut ini:

● Melarang penjualan produk e-liquid berasa, kecuali jika secara khusus disetujui oleh FDA.

● Melarang semua penjualan produk vape secara online. RUU itu secara khusus menyatakan melarang penjualan semua produk tembakau secara langsung termasuk vape dan aksesorisnya.

● Memberikan otoritas hukum FDA untuk mengumpulkan USD 100 juta biaya pengguna dari industri vape.

● Memerintahkan FDA untuk membuat keputusan resmi tentang tembakau dan produk vaping menggunakan nikotin sintetis (nikotin tidak dihasilkan dari pabrik tembakau).

● Menginstruksikan Federal Trade Commission (FTC) untuk merilis laporan tahunan kepada kongres yang melacak penjualan domestik dan kegiatan promosi industri vape dan produk tembakau.

● Meningkatkan usia legal untuk membeli produk vaping dan tembakau dari usia 18 hingga 21 tahun.

(Via House Committee On Energy & Commerce)