Penjualan Vape Ganja Merosot 26 Persen Dalam Dua Bulan Setelah Krisis Kesehatan

By Vapemagz | News | Sabtu, 11 Januari 2020

Penjualan vape ganja merosot 26 persen dalam dua bulan setelah krisis kesehatan yang telah menewaskan puluhan dan membuat ribuan orang jatuh sakit. Hal ini seiring dengan temuan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat yang menemukan bahwa sebagian besar korban penyakit akibat penggunaan vape telah menggunakan kandungan ganja dan vitamin E asetat dalam likuid yang digunakannya.

Penjualan legal vape ganja sempat memuncak hingga USD$ 160 juta pada Agustus di negara bagian California, Colorado, Oregon, Nevada, dan Arizona, menurut laporan dari BDS Analytics dan Arcview Market Research. Ketika laporan penyakit vaping bertambah, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mengungkap kematian pertama terkait praktik tersebut. Sehingga penjualan merosot menjadi USD126 juta pada September dan USD119 juta pada Oktober.

“Berita dari CDC, dan penyebaran informasi yang luas dengan cepat berimbas pada penurunan produk ini,” kata BDS dan Arcview dalam laporan mereka.

Bloomberg
Penurunan penjualan vape ganja di bulan September dan Oktober.

Laporan juga menyebutkan bahwa penurunan tidak terlalu masif dalam penjualan vape secara keseluruhan, karena penjualan vape di bulan September untuk semua produk turun 4,6 persen, hanya lebih sedikit dari penurunan dari 4,1 persen pada September 2018.

Pengecer merasakan efeknya lebih dulu. Diikuti oleh produsen konsentrat dan pembuat alat vaping. Namun, produsen di pasar kelas atas juga melihat indikasi bahwa ketakutan vape dapat pulih untuk kepentingan pasar legal.

“Karena penyakit yang marak ini semakin terbukti terkait dengan produk terlarang dan penggunaan vitamin E asetat sebagai penyebabnya. Bukti menunjukkan bahwa penurunan yang terlihat di pasar vape legal pada bulan September adalah lebih rendah dibandingkan dengan penurunan drastis permintaan di vape terlarang,” kata laporan itu.

(Via Bloomberg)

Comments

Comments are closed.