Penjualan Vape di Massachusetts Dapat Dilanjutkan Setelah Larangan Berakhir

By Vapemagz | News | Kamis, 12 Desember 2019

Setelah larangan darurat terhadap penjualan vape diberlakukan selama hampir tiga bulan, toko-toko Massachusetts dapat melanjutkan penjualan produk vaping nikotin tanpa rasa pada hari Rabu (11/12/2019) setelah pejabat kesehatan negara bagian menyetujui peraturan baru.

Pada pertemuan hari Rabu, Dewan Kesehatan Masyarakat Massachusetts diperkirakan akan mengeluarkan sejumlah peraturan untuk menerapkan undang-undang pengendalian tembakau baru, termasuk langkah-langkah seperti mewajibkan para pengecer untuk memasang tanda peringatan tentang risiko kesehatan vaping.

Tanda-tanda itu akan tersedia dan dapat diunduh di situs web Departemen Kesehatan Masyarakat mulai Rabu. Toko-toko mungkin perlu mengambil langkah-langkah lain sebelum melanjutkan penjualan vape.

Setelah pemungutan suara dewan diajukan secara resmi, larangan darurat penjualan vape oleh Gubernur Charlie Baker akan dibatalkan. Hal ini membuka jalan untuk memulai penjualan nikotin vape tanpa rasa.

Penjualan perangkat dan likuid nikotin vape telah dilarang sejak 24 September, ketika Baker mengeluarkan larangan darurat untuk memberi “jeda sementara”, selagi pihak berwenang menyelidiki wabah penyakit paru terkait vaping (EVALI).

Sejauh ini, 90 warga Massachusetts telah menjadi korban penyakit paru-paru terkait vaping, dan menyebabkan tiga kematian. Secara nasional, 2.291 orang telah dirawat di rumah sakit dan 48 orang meninggal. Gejalanya meliputi masalah pernapasan parah, nyeri dada, batuk, dan hasil scan dada yang menunjukkan bukti kerusakan paru-paru.

Suzanne Kreiter/The Boston Globe via Getty Images
Larangan vape di Massachusetts berakhir pada Rabu (11/12/2019).

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengumumkan pada bulan November bahwa penyebab utama diyakini adalah vitamin E asetat, zat tambahan seperti madu yang sebagian besar digunakan dalam produk vaping minyak ganja seperti THC dan CBD, yang dijual di pasar gelap. CDC memperingatkan mungkin ada banyak penyebab lainnya dan penyelidikan masih terus berlangsung.

Baker memutuskan untuk mengakhiri larangan daruratnya lebih awal setelah Badan Legislatif mengeluarkan undang-undang bulan lalu yang membatasi penjualan produk vaping nikotin rasa. Undang-undang itu bertujuan untuk membatasi kenaikan pengguna di kalangan anak muda dan pelajar.

Asal tahu saja, sekitar 32 persen siswa sekolah menengah di Massachusetts dilaporkan telah vaping. Angka ini menjadi salah satu tingkat tertinggi secara nasional.

Undang-undang baru melarang semua penjualan produk nikotin rasa dari toko dan hanya memungkinkan konsumsi di tempat seperti bar merokok berlisensi. Undang-undang tersebut juga membatasi penjualan produk vaping dengan nikotin tingkat tinggi (lebih dari 35 miligram per mililiter). Produk vaping tanpa rasa dengan kandungan nikotin yang lebih rendah masih akan dijual di toko-toko dan pompa bensin.

Mulai 1 Juni, penjualan rokok mentol dan tembakau kunyah beraroma juga akan dibatasi untuk konsumsi di tempat di bar-bar merokok. Itu juga ketika pajak cukai baru sebesar 75 persen untuk produk vaping nikotin akan dimulai.

Sebelumnya, larangan darurat memiliki dampak luas. Negara bagian memperkirakan biaya kesempatan yang hilang akibat pelarangan bisnis jutaan dolar. Beberapa pengecer dan distributor dilaporkan telah melakukan PHK massal dan penutupan. Sementara itu, penjualan meningkat pesat di toko-toko vape di sepanjang perbatasan di New Hampshire.

(Via Boston Globe)

Comments

Comments are closed.