Peneliti Michigan Buktikan Tidak Ada Kaitannya Antara Rokok Elektrik dengan Kecanduan Rokok Remaja

By Vapemagz | News | Senin, 17 September 2018

Banyak ketakutan yang menyatakan penggunaan rokok elektrik oleh siswa yang tidak merokok akan menyebabkan mereka kecanduan nikotin. Selanjutnya mereka akan merokok rokok konvensional atau yang disebut teori pintu masuk (gateway effect) vaping menuju rokok. Faktanya, menurut ahli dari Universitas Michigan, Kenneth Warner ketakutan tersebut tidak terbukti secara empirik.

Hal ini dinyatakan Werner dalam artikel di American Journal of Preventive Medicine. Dengan menggunakan data dari Monitoring the Future Study (MTF) dalam survei yang dilakukan pada siswa di kelas 8-12, Warner menemukan bahwa pelajar yang tidak atau belum pernah merokok sangat tidak mungkin untuk menggunakan rokok elektrik. Bahkan, lebih kecil kemungkinannya bagi mereka untuk menggunakan rokok elektrik secara teratur.

Di antara siswa yang belum pernah mencoba rokok konvensional, 94 persen diantaranya belum pernah menggunakan rokok elektrik selama sebulan terakhir. Di antara siswa yang tidak pernah merokok dan dilaporkan menggunakan rokok elektrik selama sebulan terakhir, 60 persen menggunakannya hanya satu atau dua hari. Kurang dari 1 persen siswa yang menggunakan rokok elektrik selama 20 hari atau lebih, atau yang termasuk kategori kecanduan.

Angka-angka ini mengakitkan bahwa tidak mungkin anak-anak yang mulai dengan rokok elektrik kemudian melanjutkannya untuk merokok rokok konvensional. Poin lain yang ditekankan oleh Warner adalah hanya sepertiga dari vapers remaja yang vaping nikotin. Perkiraan prevalensi nikotin meningkat dengan persentase yang jauh lebih kecil, yakni dari 23–38%.

National Youth Tobacco Survey
Tren vaping dan merokok di kalangan remaja menunjukkan tren yang berlawanan.

Hal ini membantah pernyataan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (US Centers for Disease Control and Prevention atau CDC) yang menyatakan prevalensi nikotin meningkat 100 hingga 200 persen melalui vape.

Selain itu, data dari National Youth Tobacco Survey (NYTS) menunjukkan bahwa tingkat vaping dan merokok di kalangan remaja bergerak ke arah yang berlawanan. Jika tingkat vaping menunjukkan tren meningkat, maka tingkat merokok justru menunjukkan tren yang menurun.

“Studi cross-sectional NYTS dan MTF tidak dapat menentukan apakah hubungan antara pertumbuhan penggunaan rokok elektrik dan pengurangan merokok di kalangan pelajar adalah kausal atau kebetulan. Meski demikian, hal ini juga tidak dapat menunjukkan adanya efek pintu masuk dari vaping ke merokok,” tulis Warner.

Warner juga mencatat bahwa pada tahun 2014, setelah tiga tahun rokok elektrik meledak di pasaran, data MTF menunjukkan persentase tahunan penurunan tingkat perokok terbesar dalam hampir 40 tahun terakhir.

(Via Forbes)

Comments

Comments are closed.