Pendiri JUUL Jadi Miliarder Berkat Kesepakatan JUUL-Altria

By Vapemagz | News | Rabu, 26 Desember 2018

Berawal dari sebuah usaha rintisan atau yang kini akrab disebut start up, JUUL Labs menjelma menjadi perusahaan tembakau yang mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan raksasa Big Tobacco lainnya. Semua berkat produk personal vaporizer atau vape miliknya, JUUL. Duo pendiri JUUL Labs, James Monsees dan Adam Bowen, kini sukses menjadi miliarder di usia yang terbilang muda.

Menurut Forbes, kekayaan James Monsees dan Adam Bowen melonjak menjadi USD 1,1 miliar, setelah perusahaan tembakau terbesar di dunia Altria Group mengambil alih 35 persen saham JUUL Labs seharga USD 38 miliar atau setara Rp551 triliun (asumsi 1 USD = IDR 14.500). Estimasi kekayaan bersih James dan Adam ditaksir menjadi USD 1,4 miliar dengan masing-masing memiliki 1,75 persen saham di Juul.

Sekadar informasi, mereka berdua sudah menjual lebih dari 500 juta saham hingga saat ini. Menurut pemberitaan, Altria menginvestasikan USD 12,8 miliar atau 35 persen saham perusahaan. CEO Juuls, Kevin Burns menjelaskan bahwa kemitraan dengan Altria bermanfaat untuk menjadikan JUUL sebagai pelopor yang mendorong para perokok dewasa beralih ke produk yang lebih aman seperti vape.

Axel Heimken/Getty Images
James Monsees (kanan) dan Adam Bowen, kini menjadi miliarder setelah mendirikan JUUL.

“Kami memahami kontroversi dan skeptisisme yang datang dengan afiliasi dan kemitraan dengan Altria, perusahaan raksasa tembakau di Amerika Serikat. Meski demikian, selama beberapa bulan terakhir kami meyakini tindakan, bukan kata-kata, bahwa sebenarnya kemitraan ini akan membantu mempercepat keberhasilan kami mengalihkan perokok dewasa,” ujar Burns.

Estimasi nilai perusahaan JUUL telah meningkat dua kali lipat dari USD 16,2 miliar musim panas ini. Kesepakatan ini juga dinilai akan menguntungkan Altria guna meraup pasar rokok elektrik yang sedang tumbuh dan menyebarluaskan jangkauan Internasional seperti AS, Inggris, Kanada, Israel, dan Rusia. Dalam survei Nielsen, JUUL disebut-sebut telah menguasai tiga perempat penjualan rokok elektrik di AS.

Kesepakatan antara JUUL dan Altria memang sempat mendatangkan cibiran dari berbagai pihak. Pasalnya, selama ini JUUL dianggap berada di garis depan untuk melawan perusahaan Big Tobacco yang menguasai konsumen dengan produk rokoknya. Hal ini bertentangan dengan misi JUUL dalam melawan rokok melalui produk alternatif yang lebih aman.

Menurut laporan Wells Fargo pada Agustus, rokok pada tahun lalu menghasilkan 84 persen dari estimasi USD100 miliar penjualan ritel produk tembakau di Amerika Serikat. Adapun pangsa pasar rokok elektrik hanya berkisar 3 persennya. Namun, Euro Monitor International memprediksi bahwa pangsa pasar rokok elektrik akan semakin meningkat di tahun-tahun ke depan, sementara permintaan rokok konvensional diprediksi bakal terus menurun.

(Via Forbes)

Comments

Comments are closed.