Pemerintah India Ingin Larang Berita Penelitian Terkait ENDS

By Vapemagz | News | Kamis, 10 Januari 2019

Upaya pemerintah pusat India guna memerangi produk tembakau alternatif telah memasuki babak baru. Pemerintah pusat mengusulkan amandemen Undang-Undang Teknologi Informasi sebagai bagian dari langkah-langkah untuk mengekang berita palsu dan termasuk memantau aktivitas online masyarakat India.

Salah satunya adalah dengan melarang penerbitan informasi terkait penelitian sistem pengiriman nikotin elektronik (electronic nicotine delivery systems atau ENDS). Dengan demikian, semua pemberitaan terkait penelitian yang membuktikan bahwa produk tembakau alternatif seperti rokok elektronik atau vape adalah produk yang lebih aman haruslah dilarang.

Kelompok advokasi pengurangan dampak buruk tembakau, Asosiasi Vapers India (AVI) mengkritik usulan tersebut. AVI adalah kelompok advokasi nirlaba yang memperjuangkan penggunaan produk vape dan rokok elektronik untuk membantu perokok berhenti.

Direktur AVI Samrat Chowdhery mengatakan bahwa amandemen yang diusulkan untuk UU IT adalah contoh lain dari upaya pemerintah menghambat alternatif yang lebih aman daripada rokok konvensional. Padahal rokok konvensional telah membunuh satu juta orang India setiap tahun.

“Pemerintah pusat mengklaim ENDS sama berbahayanya dengan rokok. Ini sama sekali tidak benar karena vaping 95 persen lebih aman daripada produk tembakau konvensional. Fakta ini didukung oleh pemerintah dari 65 negara di Uni Eropa, Inggris, Amerika Serikat dan Kanada, serta oleh lembaga yang kredibel seperti Public Health of England (PHE), American Cancer Society dan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA),”kata Chowdhery.

NewsDTNext
Association of Vapers India bakal menggugat pemerintah India perihal larangan vape yang akan diterapkan di India.

Para ahli yang bekerja di bidang pengawasan tembakau juga mengecam amandemen yang diusulkan. Dr R N Sharan, seorang profesor di North-Eastern Hill University yang telah menerbitkan lebih dari 100 makalah penelitian tentang masalah ini, mengatakan amandemen ini seperti lelucon. Menurutnya, amandemen itu hanya akan menjurus kepada pengabadian informasi yang salah, yang sangat merusak masyarakat mana pun dan sebab apa pun.

“Kasus kurangnya pendidikan seks dalam pendidikan umum di banyak masyarakat di seluruh dunia, termasuk India, menghasilkan konsekuensi yang mencolok. Oleh karena itu, penting untuk tidak melanggar hak masyarakat untuk mengoreksi informasi, terutama di domain kesehatan dan kualitas hidup,” ujar Sharan.

Menurutnya, penggunaan ENDS oleh perokok membatasi paparan zat berbahaya dari rokok konvensional. Hal ini sangat membantu untuk menyelamatkan masyarakat dari penyakit yang berhubungan dengan tembakau seperti kanker. Risiko kesehatan dari ENDS juga secara signifikan lebih rendah menurut beberapa penelitian.

Oleh karena itu, AVI menilai amandemen UU TI itu semacam anti-manusia dan pembutaan informasi justru menyebabkan lebih banyak kematian. Mereka mendesak para konsumen untuk mengirim komentar dan saran terhadap RUU yang diusulkan sebelum batas waktu 15 Januari.

(Via Business Standard)

Comments

Comments are closed.