Pejabat Kesehatan Ungkap Kematian Kedua Terkait Vape di Massachusetts

By Vapemagz | News | Kamis, 31 Oktober 2019

Seorang wanita berusia 40-an dari daerah Middlesex adalah menjadi korban kedua yang meninggal di Massachusetts karena penyakit terkait vape. Hal ini diumumkan oleh Komisaris Kesehatan Masyarakat, Monica Bharel, MD, MPH., Rabu (30/10).

“Saya sangat sedih mengetahui tentang kematian pasien kedua dari penyakit paru-paru ini. Kami terus bekerja dengan mitra federal kami untuk menyelidiki penyebab penyakit paru terkait vaping,” ujar Bharel seperti dilansir Boston Herald.

Gubernur Charlie Baker dalam sebuah acara di Cambridge, menyampaikan belasungkawa kepada keluarga wanita itu. Dirinya pun semakin menyakinkan masyarakat bahwa kebijakannya untuk melarang peredaran rokok elektrik adalah keputusan yang tepat.

“Semua hati kita bersama dengan teman-teman dan keluarga orang-orang yang meninggal. Inilah tepatnya mengapa kami merasa penting untuk bergerak cukup agresif pada masalah ini beberapa minggu yang lalu. Data nasional terus menunjukkan bahwa ada keterkatian kematian dengan penggunaan vape ini,” kata Baker.

Awal bulan ini, pejabat kesehatan setempat juga melaporkan kematian seorang wanita berusia 60-an dari daerah Hampshire sehubungan dengan penyakit paru setelah menggunakan vape. Menurut Department of Public Health (DPH), kedua korban menggunakan vape nikotin (tanpa THC).

Chris Christo/MediaNews Group/Boston Herald
Komisaris Kesehatan Masyarakat, Monica Bharel, MD, MPH.

Baker sebelumnya telah melaran penggunaan vape melalui peraturan darurat pada 24 September lalu. Saat ini beberapa pelaku industri sedang menggugat larangan itu ke pengadilan negara bagian. Dalam gugatan, larangan itu telah membuat industri mengalami kerugian hingga USD7-8 juta dalam penjualan. Baker tak gentar untuk tetap menjalankan larangan.

“Kami mendapatkan fakta bahwa itu sangat mengganggu bagi orang-orang di Massachusetts. Tetapi bukti yang luar biasa terkait dengan jumlah korban dan jumlah orang yang sekarat, serta fakta bahwa hanya ada sedikit informasi tentang apa akar penyebabnya, kami merasa bahwa pelarangan sementara adalah yang tepat,” kata Baker.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), masih belum jelas apa zat atau kandungan dalam produk vaping yang menyebabkan wabah penyakit paru-paru dan kematian terkait vaping. Pejabat kesehatan federal juga mendesak konsumen untuk berhenti vaping baik produk nikotin maupun THC.

Lebih dari 1.600 kasus terkait vape telah dilaporkan secara nasional, termasuk 33 kematian yang dikonfirmasi, menurut angka terbaru dari CDC. Angka-angka CDC yang diperbarui setiap minggu pada hari Kamis, tidak termasuk kematian terbaru di Massachusetts.

Dokter dari Bay State telah merujuk lebih dari 200 kasus ke DPH untuk ditinjau. Dari jumlah tersebut, badan tersebut telah mengidentifikasi 41 kemungkinan kasus penyakit terkait vape, dengan 20 dinyatakan pasti. Sebesar 51 persen kasus melibatkan pengguna di bawah 30 tahun, 26 persen ialah orang-orang di rentang usia 30-49 tahun, sedangkan 23 persen di atas 49 tahun.

Dari jenis kelamin, menurut DPH korban wanita jauh lebih banyak yakni sebesar 56 persen, sedangkan laki-laki 44 persen.

(Via Boston Herald)

Comments

Comments are closed.